REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia perlu meningkatkan jumlah insinyur dari masyarakatnya karena proporsi antara insinyur dengan jumlah penduduk yang ada di Tanah Air dinilai masih lebih sedikit dibanding proporsi di sejumlah negara tetangga lainnya.
"Sangat disayangkan, Indonesia bisa dibilang negara besar tapi `miskin' Insinyur. Jumlah Insinyur negara kita terendah di ASEAN," ungkap Kepala Balai Peningkatan Keahlian Konstruksi Doedoeng Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (17/3).
Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ternyata dinilai memiliki jumlah insinyur yang tidak sebanding dengan jumlah besar penduduk tersebut. Berdasarkan data dalam rilis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, jumlah insinyur yang ada di Indonesia per satu juta penduduk 'hanya' sebesar 3,038 orang.
"Sangat kecil jika dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 28,235 orang," ucapnya.
Bahkan, menurut Doedoeng, meski saat ini jumlah Insinyur Indonesia yang terdaftar di ACPE (ASEAN Chartered Professional Engineer) terbanyak di lingkup ASEAN namun masih belum memenuhi standar karena tidak proposional dengan jumlah keseluruhan penduduk.
Kondisi itu yang mengharuskan seluruh pemangku kepentingan sektor konstruksi di Indonesia harus bahu membahu meningkatkan kualitas dan kuantitas Insinyur Indonesia, terutama untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook