REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Apa yang terlintas di benak Anda jika berpikir tentang gerobak? Pastilah akan terbayang tentang penjual kaki lima ataupun para pengangkut sampah. Namun di tangan pemuda bernama Muhammad Reza Zaki (26), gerobak bisa bermakna lain. Pemuda asli Sumedang ini mengolah gerobak menjadi media mencerdaskan masyarakat.
Gerakan sosial yang dirintisnya ini dinamakan gerobak cerdas. Yakni menjadi salah satu bagian dari program Rumah Imperium, sebuah organisasi pemberdayaan masyarakat di Sumedang. Dimana dalam organisasi itu dirinya menjabat sebagai pendirinya.
"Idenya simpel. Yakni gerobak kita modifikasi dan kita isi dengan berbagai macam koleksi buku," ujarnya Ahad (16/8).
Gerobak ini nantinya akan berkeliling di beberapa titik di Kabupaten Sumedang. Ada alasan dibalik penggunaan gerobak sebagai media pencerdasan. Karena gerobak dinilainya sederhana dan murah. Selain itu gerobak mencerminkan kesederhanaan dan juga simbol kerakyatan.
Penggunaan gerobak cerdas ini berawal dari kegelisahan melihat fenomena tingkat pendidikan di kampung halamannya. Dimana 50 persen dari 1,2 juta penduduk Sumedang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD). Padahal beberapa institusi pendidikan tersebar di Sumedang. Misal kampus Unpad Jatinangor, kampus IPDN, dan juga Kampus ITB. Ditambah lagi anggaran pemerintah pada perbukuan masih minim.
"Misal tahun 2013, APBD Kabupaten Sumedang hanya menganggarkan Rp 300 juta untuk perpustakaan daerah (perpusda). Padahal di tahun yang sama Kota Bekasi menganggarkan Rp 3 miliar untuk perpusdanya," jelasnya.
Selain itu yang memprihatinkan, pembaruan buku dari perpustakaan daerah sangat minim. Tidak setiap tahun koleksi bukunya diperbaharui. Setiap hari Ahad jam 3 hingga jam 6 sore, gerobak cerdas beroperasi di sekitaran Desa Ganeas. Ada dua orang relawan yang berkeliling dengan gerobak itu. Satu relawan menarik gerobak, satu lagi yang menjadi pelayan buku.
"Kita sudah petakan tempat tempat yang ramai. Ini agar banyak yang membaca buku kami," jelasnya.
Misal di Taman Gansent kita sering berhenti di sana. Dimana taman itu adalah salah satu tempat terkenal di Desa Ganeas. Zaki menjelaskan saat ini ada kurang lebih 400 jenis buku yang dimiliki gerobak cerdas. Jenisnya bermacam macam mulai dari buku mata pelajaran, sastra dan juga biografi. "Ini sesuai dengan sasaran dari gerobak cerdas yakni anak SD, SMP dan SMA," ujar dia.
Koleksi buku yanga da di gerobak cerdas ini merupakan hasil sumbangan dari masyarakat umum. Bahkan sekitar bulan Mei 2015, dirinya mengaku mendapatkan sumbangan langsung dari Mantan Menteri Perdagangan, Rahmat Gobel.
Sejauh ini dalam keberjalannya rata rata ada 20 sampai 30 orang pengunjung gerobak cerdas. Dimana mereka langsung membaca buku buku itu di tempat langsung. Pria yang sekarang sedang menempuh S3 di Unpad ini masih memiliki mimpi yang belum tuntas. Ia berharap gerobak cerdas dapat menjangkau lebih banyak titik di Kabupaten Sukabumi.Dia menyatakan fokusnya saat ini memang baru di sekitaran Desa Ganeas. Sebab daerah ini masih terjangkau dan dekat dengan posisi Rumah Imperium.
Zaki menambahkan sudah merancang ide ke depannya akan seperti apa. Dimana dirinya akan menggabungkan motor dengan gerobak. Modifikasi ini dilakukan agar mobilitas gerobak cerdas bisa semakin luwes.
"Kalau sekarang kita hanya gerobak manual. Yakni ditarik menggunakan tenaga manusia," ujarnya. Ini tentu sulit jika mereka mesti menyisir beberapa titik di Kabupaten Sumedang.
Untuk merealisasikan idenya ini, Zaki mengaku sudah melakukan penggalangan dana secara online. Yakni dengan bekerjasama dengan situs crowdfunding www.kitabisa.com. "Alhamdulillah dana sudah terkumpul Rp 14 juta," kata dia.