REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memiliki program Guru Garis Depan (GGD). Program ini menjadi salah satu cara untuk menyebar guru ke daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemedikbud, Sumarna Surapranata mengatakan, Kemendikbud berencana menjadikan program GGD ini sebagai kegiatan tahunan. “GGD akan menjadi program tahunan,” ujar dia, Selasa (20/10).
Sebelumnya pada tahun ini sebanyak 798 GGD telah dikirim ke 28 kabupaten daerah 3T di seluruh Indonesia. Pranata menjelaskan, setiap tahun akan disebar sekitar 3500 GGD ke sejumlah daerah 3T. Sejauh ini pihaknya juga akan tetap koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB). Sebab, nantinya Kemenpan RB yang menetukan formasinya.
Para GGD ini merupakan guru-guru berkualitas yang mencapai kualifikasi akademik S1/D4. Mereka berkompeten dan bersertifikat pendidik sesuai dengan peraturan yang ada. Selain itu, mereka juga orang-orang terpilih yang mampu lolos seleksi CPNS.
Pada kesempatan berbeda, Dewan Pembina Persatuan Guru Swasta Indonesia (PGSI) Suparman juga mengatakan hal tentang GGD. Menurut dia, perekrutan GGD ini lebih baik diambil dari putera daerah. Hal ini karena mereka lebih memahami geografis dan kondisi di daerah. Dengan cara ini adaptasi mereka pun lebih mudah daripada GGD yang berasal dari daerah lain apalagi perkotaan.