REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menerima banyak laporan masalah. Baik sebelum pelaksanaan maupun saat penyelenggaraan Ujian Nasional (UN). Salah satu di antaranya adalah masalah kekurangan komputer.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) FSGI Retno Listyarti menjelaskan, ada beberapa sekolah yang harus pontang panting mencari pinjaman laptop kemana-mana. Dia menjelaskan, bahkan banyak orang tua siswa yang merelakan laptopnya dipinjam selama dua minggu oleh sekolah. Sekolah rata-rata harus meminjam laptop 20 hingga 60 buah.
Selain masalah kekurangan komputer, Ketua Serikat Guru Indonesia (SEGI) Jakarta, Heru Purnomo menegaskan, listrik padam dan server yang bermasalah masih menjadi problematika UN Berbasis Komputer (UNBK).
“Ini terjadi di beberapa tempat seperti di Tanjung Redeb sehingga siswa yang sesi pertama baru bisa mengikuti UN pada pukul 15.10 sampai 17.10 dan yang sesi kedua pukul 18.30 hingga 10.30 waktu setempat,” kata Heru melalui keterangan persnya kepada Republika.co.id, Selasa (5/4).
Heru menambahkan listrik padam juga sempat dialami peserta UN SMA AL Azhar Palu setelah pada akhirnya memperoleh bantuan listrik dari genset. Peserta UN di SMAN 10 Bogor juga mengalami server bermasalah dan tiba-tiba keluar sistem. Mereka pun harus memunggu server diperbaiki agar bisa melanjutkan kembali
Atas kondisi tersebut, Heru menyatakan, siswa pun jelas merasa kecewa. Mereka juga mengakui sudah kelelahan menunggu.