Selasa 31 May 2016 23:37 WIB

Indonesia-Norwegia Tingkatkan Kerja Sama Pendidikan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Anis Baswedan
Foto: JAK TV
Anis Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan dan Menteri Luar Negeri Norwegia, Borge Brende, menggelar audiensi di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa, (31/5).

Audiensi dilakukan untuk meningkatkan inisiasi dan peluang kerja sama pendidikan dan kebudayaan antara kedua negara. Sebelumnya, kerja sama Indonesia-Norwegia telah dilakukan dengan mengacu pada Joint Declaration on Cooperation Towards a Dynamic Partnership in the 21th Century antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Norwegia yang ditandatangani pada tanggal 8 November 2010, lalu.

Nota Kesepahaman tentang Pembentukan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral antara Kementerian Luar Negeri RI dan Norwegia ditandatangani pada tanggal 3 Juli 2013. Kedua pihak sepakat meningkatkan kerja sama pendidikan antara keduanya.

Menteri Anies mengatakan, implementasi kerja sama ini antara lain program Darmasiswa. "Beasiswa untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia yang dapat dimanfaatkan oleh warga negara Norwegia," katanya, Selasa, (31/5).

Menurut Data Biro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri Kemendikbud, per Mei 2016 jumlah siswa asing asal Norwegia yang belajar di Indonesia cenderung fluktuatif dari tahun 2011 sampai dengan 2015. Jumlahnya sebanyak 16 siswa di 2011, dan turun ke 10 siswa di tahun 2012.

Selanjutnya, terjadi peningkatan dari 10 siswa di tahun 2012 menjadi 14 siswa di tahun 2014. Jumlah siswa Norwegia yang paling sedikit di tahun 2015, yaitu hanya satu orang.

Menteri Luar Negeri Norwegia Borge Brende menambahkan, pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat sejak kemerdekaan Indonesia tahun 1945. "Saya melihat kemajuannya impresif."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement