Senin 22 Aug 2016 05:41 WIB

Khofifah: Anakku Itu Empat-empatnya di Full Day School

Mensos Khofifah Indar Parawansa memaparkan persentasi saat melakukan silahturhami di kantor Republika, Jakarta, Rabu (10/8). (Republika/ Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Mensos Khofifah Indar Parawansa memaparkan persentasi saat melakukan silahturhami di kantor Republika, Jakarta, Rabu (10/8). (Republika/ Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan wacana sekolah seharian jika diterapkan sebagai program nasional harus melihat kesiapan dan daya dukung sekolah. "Anakku itu empat-empatnya di full day school. Saya kebetulan mengelola sekolah yang juga menerapkan sistem full day school," katanya di Semarang, akhir pekan kemarin,

Hal tersebut diungkapkannya usai peresmian Sekolah Dasar (SD) Negeri Trimulyo II dan renovasi rumah tidak layak huni yang ditinggali kalangan lanjut usia di Kecamatan Genuk, Semarang.

Menurut Khofifah, pondok pesantren pun bukan hanya menerapkan sistem sekolah seharian, namun sudah sepanjang waktu sehingga konsep sekolah seharian sudah lama ada. "Bukan hanya siap. Saya tadi bilang anakku empat-empatnya full day school. Artinya, sudah lama (sistem full day school) ini ada," tuturnya. (Baca: Mensos: Full Day School Jangan Dipaksakan)

Jadi, kata dia, sebenarnya bergantung bagaimana memaknai dan lingkungan tumbuh kembang anak dalam menyikapi sekolah seharian, karena sudah ada beberapa sekolah yang menerapkannya. Namun, ia menilai sekolah-sekolah yang sudah representatif daya dukungnya bisa menerapkan sistem sekolah seharian, seperti ketersediaan fasilitas olahraga dan fasilitas ekstrakurikuler.

Kemudian, kata Khofifah, ketersediaan laboratorium untuk sarana eksperimen siswa terkait berbagai mata pelajaran hingga penerapan sistem moving class, yakni kelas yang berpindah. "Kebetulan, sekolah di mana saya mengelola menerapkan moving class. Jadi, pelajaran Fisika di (kelas) sana, Matematika di kelas sana, dan pelajaran agama di sana," paparnya.

Dengan begitu, ia mengatakan para siswa yang bersekolah tidak merasa bosan, meski sudah menerapkan sekolah seharian, "Anak-anak (di sekolah yang dikelolanya) banyak yang tidak mau pulang sebelum disuruh pulang karena saking kerasan dan betahnya dia berada di sekolah. Namun, tidak bisa disamakan," imbuhnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement