REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan penarikan terhadap lima persen dari total jumlah Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dibagikan kepada para pelajar tidak mampu penerima dana PIP di Indonesia. Menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad, KIP yang ditarik tersebut karena beberapa sebab antara lain salah sasaran. Siswa penerima ternyata merupakan siswa dari keluarga mampu.
"Sebab lain karena pelajarnya tidak ditemukan di alamat itu, mungkin karena pindah atau hal lain. Ada juga yang double nama, pindah sekolah dan ada yang meninggal," ujarnya, Rabu (19/10).
Penarikan kembali KIP yang mencapai 5 persen dari total KIP yang dibagikan itu dilakukan bersamaan dengan penyaluran KIP sendiri. Hingga Oktober ini Kemendikbud sudah menyalurkan 11 juta KIP ke pelajar penerima di Indonesia. Total jumlah KIP yang dibagikan mencapai 18 juta dan akan selesai dibagikan November mendatang.
Hamid mengakui banyaknya KIP yang ditarik tersebut salah satunya karena basis data yang digunakan untuk penyaluran kartu tersebut menggunakan basis data keluarga. Tahun depan basis data yang digunakan adalah sekolah. Dengan begitu kesalahan penyaluran KIP akan lebih minim.
Selain itu, KIP ke depan juga akan diganti dengan KIP Plus, yaitu smart card bekerja sama dengan perbankan. Tahun ini KIP Plus diujicobakan di Yogyakarta. Tahun depan program ini akan digelar di 44 kota di Indonesia.