Rabu 19 Oct 2016 16:18 WIB

Kemendikbud Tarik 5 Persen KIP karena Salah Sasaran

Rep: Yulianingsiih/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Joko Widodo saat membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden Joko Widodo saat membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan penarikan terhadap lima persen dari total jumlah Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dibagikan kepada para pelajar tidak mampu penerima dana PIP di Indonesia. Menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad, KIP yang ditarik tersebut karena beberapa sebab antara lain salah sasaran. Siswa penerima ternyata merupakan siswa dari keluarga mampu.

"Sebab lain karena pelajarnya tidak ditemukan di alamat itu, mungkin karena pindah atau hal lain. Ada juga yang double nama, pindah sekolah dan ada yang meninggal," ujarnya, Rabu (19/10).

Penarikan kembali KIP yang mencapai 5 persen dari total KIP yang dibagikan itu dilakukan bersamaan dengan penyaluran KIP sendiri. Hingga Oktober ini Kemendikbud sudah menyalurkan 11 juta KIP ke pelajar penerima di Indonesia. Total jumlah KIP yang dibagikan mencapai 18 juta dan akan selesai dibagikan November mendatang.

Hamid mengakui banyaknya KIP yang ditarik tersebut salah satunya karena basis data yang digunakan untuk penyaluran kartu tersebut menggunakan basis data keluarga. Tahun depan basis data yang digunakan adalah sekolah. Dengan begitu kesalahan penyaluran KIP akan lebih minim.

Selain itu, KIP ke depan juga akan diganti dengan KIP Plus, yaitu smart card bekerja sama dengan perbankan. Tahun ini KIP Plus diujicobakan di Yogyakarta. Tahun depan program ini akan digelar di 44 kota di Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement