REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA --SMA Negeri 10 Kota Tasikmalaya ikut menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada Senin (10/4). Namun, UNBK dilangsungkan dengan menumpang ke sekolah lain lantaran jumlah komputer kurang mencukupi.
Kepala SMAN 10 Tasik, Guruh Maha Awan mengatakan, UNBK menumpang di SMKN 2 Kota Tasik. Tercatat, SMAN 10 hanya mempunyai 18 perangkat komputer. Padahal, seharusnya sekolah mampu menyediakan komputer sebanyak sepertiga jumlah murid agar UNBK berjalan efektif.
"Tidak banyak komputernya karena SMA 10 merupakan paling akhir didirikan, jadi cuma ada 18 komputer, minimal seharusnya sepertiga dari jumlah siswa kami ada 140 berarti harusnya ada 40-an komputer. Jadi gabung ke sekolah lain," katanya pada wartawan.
Sebetulnya, kata dia, SMAN 10 mempunyai jumlah perangkat komputer lebih banyak dari saat ini. Namun beberapa bulan lalu terjadi kasus pencurian komputer. Setidaknya 20 perangkat komputer raib dalam kejadian itu.
"Yang ada sekarang hasil pengadaan dari komite, bantuan pernah ada tapi kecurian sekitar 20an. Seharusnya kalau tidak kehilangan bisa UNBK secara mandiri tanpa numpang," ujarnya.
Lebih lanjut, pihak sekolah mengaku sudah mengajukan permintaan penambahan jumlah komputer baik ke tingkat Kemendikbud atau pun Pemprov Jabar. Namun hingga saat ini belum ada tindaklanjut. Di sisi lain, pihak sekolah tak bisa murni mengandalkan pengadaan komputer dari komite sekolah. Meski ke-18 komputer yang ada saat ini merupakan hasil pengadaan komite sekolah.
"Ada dana patungan dari komite, tapi bisa dikatakan bebannya terlalu besar dana dari komitenya, untuk saat ini belum memungkinkan supaya di SMA 10 bisa mandiri perlu bantuan pusat atau provinsi," jelasnya.