REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) akan mengevaluasi jarak terjauh sekolah yang berbagi sumber daya untuk penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
"Berbagi sumber daya untuk mengatasi keterbatasan yang kita punya. Jarak maksimal lima kilometer (Km), tapi praktiknya ada yang lebih dari lima km," kata Irjen Kemendikbud Daryanto di Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Senin (10/4).
Ia menjelaskan, Kemendikbud merumuskan sekolah bisa berbagi sumber daya dengan sekolah lainnya. Sehingga, bagi sekolah yang tidak memiliki fasilitas komputer, bisa bergabung dengan sekolah yang memiliki fasilitas komputer untuk mengikuti UNBK. Syaratnya, sekolah itu tidak boleh lebih dari lima kilometer dengan sekolah yang ditumpangi.
Namun, ia mengatakan, berdasarkan pelaksanaan di lapangan, tidak sedikit sekolah bergabung dengan sekolah lain yang berjarak lebih dari lima kilometer. "Sepanjang memang dilakukan tidak memberatkan tak apa, tapi memang harus dievaluasi karena tujuan utama untuk memanfaatkan komputer," jelasnya.
Daryanto mengatakan, UNBK menggunakan komputer memungkinkan pemerintah memetakan sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing sekolah. Hal itu mempermudah rencana Kemendikbud mengadakan komputer untuk sekolah-sekolah.
Daryanto menuturkan, tujuan pemerintah menyediakan komputer tidak semata-mata untuk UNBK, tetapi juga untuk kegiatan belajar mengajar.
Sementara itu, Sekretaris BSNP Kiki Yuliati menyebut pemerintah akan mendetailkan data peta lokasi sekolah untuk mendukung UNBK. "Jarak maksimal 5 Km, kita akan evaluasi," ujar dia.
Sebab, tidak jarang banyak sekolah yang berjarak 5 kilometer dengan sekolah lainnya. Namun keduanya dipisahkan jurang atau gunung, sehingga pelajar harus memutar untu menuju sekolah. "Kita akan minta masukan masing-masing dinas pendidikan," jelasnya.