Selasa 04 Dec 2018 12:24 WIB

Tekan Pengangguran Lulusan SMK Solusinya Harus dengan TI

Industri kerap tak tahu di mana mendapatkan SDM lulusan SMK yang memililiki kualitas.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Chief Techology Officer (CTO) Arkademy, Alden Hariyanto menilai, adopsi teknologi informasi (TI) merupakan solusi terbaik atasi ketimpanan penggangguran terbuka pada lulusan SMK.
Foto: Foto: Istimewa
Chief Techology Officer (CTO) Arkademy, Alden Hariyanto menilai, adopsi teknologi informasi (TI) merupakan solusi terbaik atasi ketimpanan penggangguran terbuka pada lulusan SMK.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Saat ini ketimpangan data antara potensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan kebutuhan industri disinyalir menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan SMK di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lulusan SMK menjadi kontributor terbesar TPT di Indonesia, mencapai 7,01 juta orang atau 19,6 persen. 

Chief Techology Officer (CTO) Arkademy, Alden Hariyanto menilai, dalam kondisi tersebut, adopsi teknologi informasi (TI) merupakan solusi terbaik. "Betul, ada gap antara keterampilan lulusan SMK dan kebutuhan industri. Akan tetapi, bukan itu saja. Di antara keduanya juga ada gap informasi," ujar Alden kepada wartawa  belum lama inj.

Alden mengatakan, industri kerap tidak mengetahui di mana mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) lulusan SMK yang memililiki kualitas yang mereka butuhkan. Bahkan, mereka seringkali gagal mendapatkan SDM dengan kualifikasi yang dibutuhkan, walaupun sudah melakukan seleksi penerimaan tenaga kerja besar-besaran.

Sementara di sisi lain, kata Alden, SMK dan siswanya juga kerap tidak mengetahui secara pasti detail keterampilan yang dibutuhkan industri. Akibatnya, banyak lulusan yang tidak terserap lapangan kerja.