REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menerima total 41 inovasi hasil ciptaan masyarakat dalam Anugerah Labdha Kretya tahun 2019. Ke-41 inovasi tersebut murni buatan masyarakat yang berusaha menjawab tantangan di sekitarnya tanpa bantuan pemerintah.
Kasubdit Kemitraan Strategis dan Wahana Inovasi Kemenristekdikti Eka Gandara, mengatakan seleksi awal anugerah ini dilakukan dengan metode alat ukur Sistem Inovasi Kearifan Lokal (SOKA) oleh inovator masyarakat didampingi oleh Bappeda/Balitbangda. Sampai batas akhir pengiriman pada Senin, 15 Juli 2019 terkumpul 41 produk inovasi dan inovator.
"Mereka sebelumnya telah direkomendasikan oleh pemerintah daerah untuk diusulkan menjadi nominator kepada panitia pusat. Dari usulan tersebut panitia pusat telah melakukan verifikasi sehingga dihasilkan 7 nominator untuk mengikuti tahapan selanjutnya yaitu penjurian," katanya pada wartawan, Kamis (25/7).
Eka menyebut para inovator tersebut bukan berprofesi sebagai peneliti. Mayoritas mereka bukan berasal dari kalangan berpendidikan tinggi. Mereka ialah masyarakat biasa yang berusaha mengatasi permasalahan. Kemenristekdikti lalu berusaha mengapresiasi karya mereka dalam Anugerah Labdha Kretya.
"Mereka ialah para inovator akar rumput yang bukan peneliti, bukan dari kampus atau badan penelitian, anggaran mandiri. Pokoknya masyarakat biasa yang jawab permasalahan dengan inovasinya," ujarnya.
Ia mengatakan para nominator melakukan paparan di hadapan dewan juri pada hari ini. Kemudian dewan juri akan merangking ketujuh nominator tersebut untuk kemudian disampaikan kpada rapat pleno Kemenristekdikti. Lalu pemenangnya ditetapkan oleh Menristekdikti sebagai penerima Anugerah Labdha Kretya Tahun 2019.
"Pengumuman pemenang akan dilakukan pada hari Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-24, tanggal 28 Agustus 2019 di Denpasar, Bali," ucapnya.