REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan, saat ini Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) telah menerima usulan akreditasi secara daring sehingga lebih terjangkau bagi perguruan tinggi. Hal ini merupakan inovasi yang sangat dibutuhkan perguruan tinggi dan sesuai dengan tuntutan Revolusi Industri 4.0.
Nasir juga memberikan apresiasi atas perkembangan pelatihan ssesor BAN-PT selama lima tahun terakhir.
"Dalam melakukan akreditasi (perguruan tinggi) itu selalu menyerahkan borangnya (portofolio), pun mengeluarkan cost yang sangat mahal. Kalau sekarang kan bisa memangkas biaya," ujar Nasir dalam pesan tertulis, Sabtu (24/8).
Sebelum menggunakan Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO), perguruan tinggi di luar Jawa mengalami beban lebih besar saat mengusulkan akreditasi, terutama dari wilayah yang terjauh, seperti Papua.
"Kalau ini dari Sumatra Utara, datang ke Jakarta hanya sekadar menyerahkan borang dan tidak satu orang lagi, bisa dua orang bisa tiga orang. Katakan satu orang costnya lima juta, berarti tiga orang lima belas juta. Begitu pun dari Papua," ungkap Nasir yang dulu pernah menjadi asesor akreditasi BAN-PT.
Di sisi lain, Nasir juga memberi apresiasi kepada BAN-PT yang sudah sanggup mengubah seluruh proses usulan akreditasi menjadi daring. "Bisa tidak kita menuju online system. Alhamdulillah pada saat itu sanggup melakukan hal ini, keluarlah yang namanya SAPTO. Selamat kepada BANPT. Ini dalam rangka penjaminan mutu," jelasnya.