Senin 25 Nov 2019 05:20 WIB

AYPI akan Gelar Konferensi Dunia di Malaysia

Ini ajang pertemuan tokoh dan pimpinan yayasan pendidikan Islam dari berbagai negara.

Red: Irwan Kelana
Para pimpinan Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) dari Indonesia, Malaysia dan Thailand mengadakan rapat persiapan Konferensi Dunia AYPI 2020 di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (21/11).
Foto: Dok AYPI
Para pimpinan Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) dari Indonesia, Malaysia dan Thailand mengadakan rapat persiapan Konferensi Dunia AYPI 2020 di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) terus berupaya mengadakan kegiatan strategis dalam mengembangkan, meningkatkan kualitas, dan sinergi yayasan-yayasan pendidikan Islam.

Setelah sukses mengadakan workshop-workshop dan seminar tingkat povinsi dan nasional pada tahun 2019, AYPI merencanakan Konferensi Dunia pada tahun 2020. 

Konferensi Dunia AYPI 2020 rencananya akan dibuka PM Malaysia, Mahathir Mohammad dan dihadiri tokoh-tokoh penting dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Thailand dan negara-negara lainnya.

Terkait hal tersebut,  pimpinan yayasan-yayasan pendidikan Islam dari Malaysia, Indonesia dan Thailand mengadakan rapat perencanaan Konferensi Dunia AYPI 2020. Rapat tersebut diadakan di Universiti Putra Malaysia, Kuala Lumpur, Kamis (21/11).

H Mirdas Eka Yora, ketua umum AYPI memaparkan, AYPI  dibentuk atas kesadaran pimpinan-pimpinan yayasan Islam untuk membangun senergitas yang baik untuk memberkan kemaslahatan secara luas. “Sehingga perlu jalinan yang kuat tidak terbatas hanya pada batasan wilayah dan negara saja,” kata Mirdas dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (23/11).

Sakaria Samela, CEO AYPI Malaysia mengemukakan, kerja sama Yayasan Pendidikan Islam yang telah diprakarsai dan dibentuk dalam wadah asosiasi sangat baik untuk terus berkembang ke seluruh wilayah Nusantara dan  antarnegara seluruh dunia. Konfrensi Dunia “AYPI 2020 adalah satu langkah yang harus diusahkan sukses terlaksana,” ujarnya.

Prof Dato Dr Mohammad Agus Yusoff, Pengerusi Dewan Pendidikan MDN / Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan Universitas Kebangsaan Malaysia  (UKM) mengatakan,  apa yang direncanakan AYPI ini sangat baik. Apalagi bila kegiatan tersebut dilaksanakan di Pusat Kuala Lumpur, Malaysia dan dihadiri pimpinan yayasan-yayasan pendidikan Islam  dari berbagai negara. “Saya sangat mendukung kegiatan ini, tapi perlu diperhatikan masalah pembiayaan,” imbuhnya.

Prof Madya Dr Asmawati Suhid dari Universiti Putra Malaysia (UPM)  menyampaikan kegembiraannya bila Malaysia dijadikan tuan rumah perhelatan AYPI tingkat antar negara. 

Pembina AYPI, HE Afrizal Sinaro menjelaskan, konferensi ini akan menjadi ajang penting bertemunya para tokoh dan pimpinan-pimpinan lembaga pendidikan Islam dari berbagai negara.  

Tak mau ketinggalan, AYPI Thailand yang diwakili oleh Hamdan Maddareh menyatakan akan mendukung kegitan ini sebisa mungkin, dan akan mengajak yayasan-yayasan Islam yang ada di Thailand.

Dato Mhd Rawan, salah satu pengusaha Malaysia menyatakan,  “Insya Allah kami  akan berusaha membantu agar Konferensi Dunia AYPI 2020 bisa dilangsungkan dengan sukseds di Kuala Lumpur, Malaysia.”

Konferensi Dunia AYPI 2020 rencananya akan dibuka PM Malaysia, Mahatir Muhammad dan dihadiri tokoh-tokoh penting dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Thailand dan negara-negara lainnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ مَا قَالُوْا ۗوَلَقَدْ قَالُوْا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوْا بَعْدَ اِسْلَامِهِمْ وَهَمُّوْا بِمَا لَمْ يَنَالُوْاۚ وَمَا نَقَمُوْٓا اِلَّآ اَنْ اَغْنٰىهُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ مِنْ فَضْلِهٖ ۚفَاِنْ يَّتُوْبُوْا يَكُ خَيْرًا لَّهُمْ ۚوَاِنْ يَّتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ عَذَابًا اَلِيْمًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚوَمَا لَهُمْ فِى الْاَرْضِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
Mereka (orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakiti Muhammad). Sungguh, mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir setelah Islam, dan menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), sekiranya Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di bumi.

(QS. At-Taubah ayat 74)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement