REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPD) Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomo mengatakan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di lokasi terdampak gempa di Lombok Utara, Lombok Timur, dan Lombok Barat, masih berjalan normal. Dia menyampaikan, tidak ada kekurangan pasokan BBM terhadap lokasi terdampak gempa hingga saat ini.
"Kita suplai semua, kita penuhi sesuai kebutuhan," ujar Edi usai menyerahkan donasi bantuan di Kantor DPC Hiswana Migas NTB, Jalan Bung Hatta, Mataram, NTB, Sabtu (8/9).
Edi menambahkan, adapun permintaan kenaikan konsumsi BBM di wilayah terdampak merupakan indikasi yang positif bahwa menjadi salah satu tolak ukur mulai pulihnya kondisi perekonomian.
"Enggak akan kekurangan (BBM), kalau ada meningkat ya karena ada pembangunan, ada kunjungan, itu kita harapkan supaya ekonomi Lombok bisa bangkit," lanjut dia.
Kata Edi, kestabilan pasokan dan harga BBM di wilayah terdampak gempa sangat terjaga lantaran sejumlah sarana dan prasarana Pertamina seperti Terminal BBM di Ampenan, Mataram, mobil tangki, dan SPBU itu 99 persen masoh beroperasi dengan baik.
Terkait penambahan operasional SPBU, kata Edi, bisa dilakukan kalau ada kebutuhan. Namun, Edi meminta masyarakat tidak termakan isu hoaks tentang kenaikan harga BBM.
Hal serupa disampaikan Ketua DPC Hiswana Migas NTB I Komang Mahendra Gandhi. Ia mengatakan, Hiswana Migas NTB selalu berkoordinasi dengan Pertamina terkait pasokan dan kebutuhan masyarakat.
"Kita tergantung permintaan, SPBU selalu akan siapkan suplai stoknya. Kalau sudah menilis dan permintaan tinggi kita akan komunikasi denga Pertamina agar suplainya disalurkan," kata Gandhi.
Gandhi menyebutkan, SPBU di sejumlah wilayah terdampak gempa seperti di Lombok Timur, Lombok Utara, dan Lombok Barat masih beroperasi normal. Kata dia, 12 SPBU yang berada di Lombok Timur tidak mengalami kerusakan akibat gempa. Sementara tiga SPBU di Lombok Utara yang berada di Kecamatan Tanjung, Kayangan, dan Pemenang memang terdampak gempa namun masih bisa beroperasi normal.
"SPBU semuanya masih normal, hanya satu SPBE di Lombok Utara yang sementara tidak beroperasi, dan disuplai dari yang ada di Lombok Barat, di Lembar salah satunya," ucap dia.