REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Bakal calon wakil presiden (cawapres) KH Ma'ruf Amin bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Dr. Mahatir Muhammad di kediamannya, Sabtu (8/9). Dalam pertemuan itu, Ma'ruf sempat membahas soal tenaga kerja Indonesia yang terjerat hukuman di Malaysia.
"Saya bertemu Mahathir untuk bersilaturahmi terutama untuk mempererat hubungan persahabatan Indonesia - Malaysia supaya bekerja sama lebih baik lagi dan banyak kerja sama yang kita kembangkan," katanya kepada wartawan usai menghadiri acara Diaspora.
Secara khusus, ujar Ma'ruf, pihaknya meminta kepada Mahathir agar para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terancam hukuman mati terutama yang non-narkoba diringankan hukumannya apalagi dibebaskan.
"Beliau berjanji akan memperjuangkan. Tadi juga dibicarakan tentang perlindungan TKI ke depan yang lebih terencana dan terpola secara sistematis. Ini bukan hanya di Malaysia tetapi di dunia secara khusus di Malaysia," katanya.
Dia juga berharap agar WNI di Malaysia bisa mempunyai masa depan yang lebih baik. Saat berpidato Makruf mengatakan selaku cawapres pihaknya nanti ingin menyiapkan "runway" atau landasan pada 2024 agar Indonesia bisa tinggal landas.
"Periode pertama Pak Jokowi baru orientasi. Pekerjaan sudah terlihat dengan membangun infrastruktur membikin Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan lain-lain. Ini sudah banyak dikerjakan karena itu kalau bisa meneruskan efektif karena berikutnya sudah tidak ikut pilpres lagi," katanya.
Karena itu, ujar dia, kalau dibangun landasan yang kuat setelah 2024 bisa berjalan dengan baik. Dia juga menyoroti saat ini masih ada konflik ideologis Islam dan Pancasila padahal Islam dan kebangsaan harus sudah selesai.
Turut hadir saat acara tersebut perwakilan dari Muhammadiyah Malaysia, Nahdlatul Ulama Malaysia, perwakilan organisasi massa daerah dan para profesional asal Indonesia di Kuala Lumpur. Ahad (10/9), Ma'ruf Amin dijadwalkan bertemu dengan PCINU Malaysia.