REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Vietnam membicarakan sepakat melakukan berbagai peningkatan kerja sama dalam pengembangan ekonomi kreatif dan digital di kawasan ASEAN. Di antaranya melalui peluncuran Go-Viet, layanan aplikasi pemesanan kendaraan bermotor dan berbagai layanan lain yang didukung oleh Go-jek Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, Go-Viet merupakan mitra lokal di Vietnam dari Go-Jek, salah satu dari perusahaan unicorn Asean yang berasal dari Indonesia. "Peluncuran Go-Viet yang merupakan penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi di Vietnam menunjukkan bahwa startup dari Indonesia mampu berekspansi ke negara ASEAN lainnya," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (13/9).
Layanan tersebut mendapat sambutan yang baik di Vietnam. Go-jek menyebutkan, selama enam pekan operasional terbatasnya, aplikasi Go-Viet telah diunduh oleh 1,5 juta pengguna.
Tidak terhenti di Go-Viet, pemerintah melalui Kemenperin aktif menumbuhkan pelaku usaha rintisan digital (startup) di Indonesia. Upaya ini merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan target penciptaan wirausaha industri baru sebanyak 20 ribu orang pada tahun 2019.
Di antaranya dengan penyelenggaraan Making Indonesia 4.0 Startup sebagai sebuah kompetisi inovasi teknologi yang diharapkan mendukung peningkatan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) nasional. Agenda ini berlangsung hingga November 2018, dengan berbagai pelaksanaan kegiatan seperti Workshop Cloud Computing yang diikuti sebanyak 100 peserta.
"Program ini juga bertujuan untuk membangun ekosistem inovasi, sehingga sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0. Kami meyakini generasi milenial Indonesia memiliki banyak potensi di bidang startup," tutur Airlangga.
Bahkan, di tengah tren ekonomi digital yang berkembang pesat, pelaku IKM nasional didorong pula untuk memasarkan produknya melalui perdagangan online. Oleh karena itu, Kemenperin menyiapkan platform digital melalui e-Smart IKM.
Hingga saat ini, program workshop e-Smart IKM ini telah diikuti lebih dari 4.000 IKM dari 22 provinsi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan, peluncuran Go-Viet juga menjadi pembuktian bahwa ruang digital Indonesia memiliki kesempatan yang sama dengan negara maju sekalipun. Cakrawala pandang terhadap pasar jadi lebih luas terbentang. “Semoga momen ini tak berhenti di sini, memicu legacy lainnya di ranah digital,” tuturnya.
Rudiantara menambahkan, potensi ekonomi digital dan kreatif masih besar. Ia berharap, langkah Go-jek dapat menjadi pelecut dan inspirasi bagi teknopreneur di Indonesia, bahwa mereka juga akan mampu jika jeli dan berusaha keras.
Kominfo turut senantiasa memfasilitasi startup atau unicorn Indonesia lainnya untuk go regional dan go global. Misalnya, melalui program Gerakan 1000 Startup, sebuah gerakan yang difasilitasi Kominfo untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia di tahun 2020 dengan mencetak 1000 startup. Program ini diharapkan menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.
Program lainnya adalah Nexticorn atau Next Indonesian Unicorn. "Nexticorn adalah program Kominfo yang berupaya untuk menciptakan marketplace yang lebih terstruktur dan tertata bagi para start-up untuk bertemu investor dalam memperoleh pendanaan," ucap Rudiantara.