REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Muslim Indonesia di Jepang merupakan yang terbesar. Hirofumi Tanada dalam Muslim Population in the World and Japan 2011 mencatat populasi Muslim Indonesia mencapai 21 persen dari total populasi imigran di Jepang.
Profesor asal Waseda University, Tokyo, Peringkat itu disusul Filipina 12 persen, Cina 11 persen, Pakistan 11 persen, Bangladesh 10 persen, dan Malaysia 6 persen. Selain itu, ada pula kelompok pendatang asal Iran, Thailand, India, Turki, Nigeria, Mesir, Rusia, Afghanistan, dan beberapa negara lain.
Ada beberapa faktor yang mendukung peningkatan populasi Muslim di Jepang. Tanada mengungkapkan, salah satu faktor utama adalah pertukaran mahasiswa Muslim ke Jepang dan migrasi para pekerja yang turut menyebarkan Islam.
Sebagian kemudian menetap dan menikah dengan penduduk asli Jepang. Proses konversi melalui jalur perkawinan ini cukup banyak berkontribusi terhadap kelahiran generasi baru Muslim Jepang.
Baca: Momentum Syiar Islam di Jepang
Muslim Indonesia di Jepang terbentang dalam cakupan spektrum beragam. Ada pelajar, mahasiswa, akademisi, peserta training, perawat, pekerja, pengusaha, serta Muslim yang menikah dengan orang asli Jepang. Mereka tergabung dalam beberapa perkumpulan. Yang aktif berkegiatan ada KMII (Keluarga Masyarakat Islam Indonesia), PPI Jepang, dan Persaudaraan Muslim Indonesia Jepang (PMIJ).
Ormas Islam di Indonesia, seperti Muhammadiyah, NU, KAMMI dan FLP, juga mendirikan cabang di negeri itu. Sementara, beberapa daerah yang menjadi kantong komunitas Muslim Indonesia memiliki perkumpulan sendiri. Arif Ahmad yang tinggal di Osaka misalnya, bergabung dalam Osaka Muslim Community. Komunitas tersebut sering mengadakan agenda silaturahim dan menghadirkan ustaz-ustaz dari Indonesia.