Jumat 21 Sep 2018 15:46 WIB

Stok Kurang, Warga Nglanggeran Optimalkan Sumber Air

Ada sekitar 50 persen sumber air yang tidak ditemukan kembali pascagempa 2006

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Esthi Maharani
Pembangunan sumur bor dari program Wakaf Sumur milik Aksi Cepat  Tanggap (ACT) DIY di Dusun Karangmojo, Desa Grogol, Kecamatan Paliyan,  Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Foto: ACT
Pembangunan sumur bor dari program Wakaf Sumur milik Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY di Dusun Karangmojo, Desa Grogol, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Desa Nglanggeran, Gudungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan sumber air. Hal tersebut dilakukan agar warganya bisa mendapatkan air secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan irigasi.

Kepala Desa Nglanggeran, Senen mengungkapkan, pengoptimalan sumber air ini dilakukan dengan menggali sumur bor hingga dropping air untuk mencukupi kebutuhan warga. Sebab, stok air saat ini masih kurang untuk memenuhi kebutuhan warga.

"Masalah stok air benar-benar berkurang. Hingga musim kemarau masyarakat kami berusaha yang ada di satu lokasi membuat sumur bor dan dropping air baik itu secara pribadi maupun bantuan pemerintah," kata Senen di Balai Desa Nglanggeran, Gunungkidul, DIY, Kamis (20/9) malam.

Ia menyebutkan, berkurangnya sumber air terjadi setelah gempa 2006 yang melanda DIY. Sumber air yang dulunya ada, sudah tidak ditemukan lagi. Ada sekitar 50 persen sumber air yang tidak ditemukan kembali pascagempa tersebut.

"Sewaktu terjadinya gempa bumi itu di 2006 sumber air menjadi hilang, atau pindah. Dulu, kalau satu wilayah itu ada 500 titik. Bisa dikatakan 50 persen (sumber air) hilang," tambahnya.

Di Desa Nglanggeran sendiri terdiri dari lima dusun, 23 RT, 5 RW dengan dihuni oleh 823 kepala keluarga. Saat ini, lanjut Senen, baru 50 persen kebutuhan warga akan air yang baru terpenuhi.

"Ada 2700 jiwa di sini (Desa Nglanggeran). Air bukan hanya untuk minum, tapi juga nyuci. Rata-rata warga juga memiliki ternak dan kebutuhan itu banyak sekali. Sekitar satu rumah tangga itu bisa mencapat satu meter kubik bisa habis per hari," lanjutnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement