Sabtu 22 Sep 2018 00:16 WIB

Ini Makna Nomor Urut 2 Menurut Sandiaga

Nomor dua berarti dua isu utama ekonomi yakni lapangan kerja dan harga bahan pokok.

Pendukung pasangan capres cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno mengangkat papan bertuliskan angka 2 setelah diumumkan nomor urut di Kantor KPU, Jakarta, Jumat, (21/9).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Pendukung pasangan capres cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno mengangkat papan bertuliskan angka 2 setelah diumumkan nomor urut di Kantor KPU, Jakarta, Jumat, (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden RI, pasangan Prabowo Subianto, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan nomor urut dua yang diperolehnya memiliki makna tersendiri yaitu dua isu utama ekonomi yakni lapangan kerja dan harga bahan pokok.

"Kalau menurut bang Dahnil (Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah), dua itu 'peace and victory', adil dan makmur," kata Sandiaga di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Pusat, Jumat (21/9) malam.

Kampanye pasangan capres-cawapres dimulai pada tanggal 23 September. Pasangan Prabowo-Sandiaga mohon doa restu dan mengimbau seluruh masyarakat dan seluruh rakyat Indonesia menyambut gembira kontestasi Pilpres 2019.

Pasangan Prabowo-Sandiaga diusung oleh partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Demokrat pada pengundian nomor pasangan calon mendapatkan nomor 02. Pada kampanye awal Sandiaga mengatakan akan menemui dan menangkap aspirasi dari masyarakat.

"Menyebarkan satu keyakinan bahwa Indonesia lebih baik dengan pemerintahan kuat dan tegas, yang fokus ekonomi," ujar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Selain itu, pasangan Prabowo-Sandiaga sangat komitmen untuk tidak henti-hentinya menghadirkan kampanye yang damai.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement