REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua kubu pasangan calon presiden 2019 telah menyerahkan laporan awal dana kampanye ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun ada perbedaan mencolok terkait nilai jumlah awal dana kampanye antara Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang mengusung Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dengan total Rp 11 miliar. Sementara Koalisi Indonesia Adil Makmur (KIAM) yang mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno cuma Rp 2 miliar.
Menanggapi jomplangnya selisih dana awal kampanye, Koordinator Juru Bicara KIAM, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengaku tidak gentar. Bahkan menurutnya, kalahnya jumlah dana awal kampanye justru menambah semangat Prabowo-Sandi. Namun besarnya dana awal kampanye Joko Widodo-Ma'ruf dinilai hal yang wajar, karena memang memiliki banyak uang.
"Itu justru menambah semangat Pak Prabowo dan Bang Sandi yang berkomitmen tidak ingin terjebak dengan sumbangan-sumbangan yang menyebabkan pemerintahan beliau tersandera lima tahun kedepan. Sumbangan-sumbangan yang mengakibatkan mereka dikendalikan kelompok korporasi tertentu," terang Dahnil saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (24/9).
Baca juga: 'Walkout SBY' dan Cerita Sandiaga Uno Saat Pilkada DKI
Baca juga: Benarkah Bumi Dipasena Hanya Kolam Kosong dan Air Belaka?