Kamis 27 Sep 2018 04:00 WIB

Presiden Jokowi Bakal Buka Kongres XXIV PWI di Solo

PWI akan menggelar kongres mulai 27 hingga 30 September 2018.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Bayu Hermawan
PWI
Foto: antara
PWI

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membuka Kongres XXIV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel The Sunan, Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (28/9) besok. PWI akan menggelar kongres mulai 27 hingga 30 September 2018.

Ketua Pelaksana Kongres XXIV PWI Rita Sri Hastuti mengatakan, Solo dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan Kongres XXIV karena perjalanan pers di Indonesia tidak lepas dari Solo. PWI lahir di Solo pada 9 Februari 1946. Karenanya, kongres kali ini memilih tema "Menegakkan Pers Kebangsaan yang lndependen, Profesional, dan Berintegritas".

"Itu memang niat PWI untuk membentuk wartawan yang independen, profesional dan berintegritas," jelas Rita dalam konferensi pers di Solo, Rabu (26/9) malam.

Rita menjelaskan, Kongres XXIV PWI memiliki rangkaian acara antara lain, pada Kamis (27/9) digelar seminar di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dilanjutkan sarasehan di Monumen Pers. Kemudian Kamis malam digelar welcome dinner di Balai Kota Solo dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Jumat tanggal 28 September, Alhamdulillah Presiden RI Joko Widodo sudah konfirmasi untuk hadir dan membuka kongres ini pada pukul 16.30 WIB," ujarnya.

Kemudian kongres akan dimulai Jumat malam hingga Sabtu (29/9). Kemudian kongres ditutup pada Ahad (30/9). Kongres tersebut diikuti oleh perwakilan PWI dari 34 provinsi, ditambah PWI Solo sebagai cabang khusus. Peserta terdiri dari ketua PWI masing-masing provinsi serta sekretaris dan ketua harian. Selain pemilihan Ketua Umum PWI, dalam kongres tersebut juga akan dilakukan pemilihan Ketua Dewan Kehormatan.

Ketua Panitia Pengarah, Ilham Bintang mengatakan, tema kongres tersebut sangat relevan dengan tantangan Indonesia ke depan. Antara lain, dalam menghadapi dinamika demokratisasi (Pilihan Legislatif/Pileg dan Pilihan Presiden/Pilpres 2019), kedaulatan NKRI, dan kemandirian bangsa di tengah globalisme, dan perang dagang AS dan China yang berdampak pada gejolak ekonomi, memudarnya jati diri dan budaya bangsa akibat mental korup, hukum yang dianggap tidak berkeadilan, dan lain-lain.

Oleh karena itu, lanjutnya, pilihan Solo sebagai lokasi kongres mengisyaratkan PWI kembali ke khittah. Dalam arti saat PWI didirikan 72 tahun lalu menyatakan setiap wartawan Indonesia berkewajiban bekerja bagi kepentingan Tanah Air dan Bangsa serta selalu mengingat Persatuan Bangsa dan Kedaulatan Negara.

Kongres XXIV PWI akan memilih Ketua Umum pengganti Margiono yang telah memimpin PWI dua periode berturut-turut. Ilham menyatakan, masing-masing kandidat, harus menandatangani pakta integritas. Di antaranya berjanji tidak terlibat dalam politik uang, guna memenangkan sebagai ketua umum. Setelah terpilih, tidak akan terlibat dan membawa-bawa PWI dalam politik praktis.

"Pakta integritas itu memang tidak ada sanksi hukum karena itu adalah komitmen moral. Tapi yang tertinggi dari profesi wartawan adalah komitmen moral. Yang mengawasi nanti seluruh masyarakat," kata Ilham.

Dalam proses pemilihan Ketua Umum PWI, jika tidak bisa musyawarah dan mufakat, disepakati Iewat pemilihan suara. Pemungutan suara dilakukan sepenuhnya mengacu pada AD/ART dan kaidah Kode Etik Jurnalistik.

Kongres kali ini akan diikuti sekitar 150 peserta dan peninjau. Selain para pengurus Harian PWI Pusat, PWI Provinsi dan se-Indonesia, plus PWI Solo sebagi peserta serta unsur-unsur PWI lainnya sebagai peserta, ada pula peninjau dari unsur PWI maupun luar PWI. Antara lain Dewan Pers, Serikat Penerbit Surat Kabar, organisasi perusahaan periklanan, radio, televisi, aliansi jumalis, dan organisasi pers nasional Malaysia.

Selama menjabat Ketua Umum PWI, Margiono menitik beratkan pada pendidikan, kompetensi, dan profesionalisme wartawan. Program lokomotif untuk itu berupa Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI), Sekolah Jurnalisme Kebudayaan (SJK), dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW).

Terkait dengan peringatan Hari Pers Nasional, meluncurkan Piagam Palembang, memberikan berbagai penghargaan kepada para wartawan berprestasi dalam bentuk Press Card Number One (PCNO), Medali Emas Spirit Jurnalisme, penerbitan Ensiklopedi Pers Indonesia dan buku-buku jumalistik, biografi hingga seni budaya. Margiono juga berhasil mengajak para pemangku kepentingan Pers Tanah Air, merayakan Hari Pers Nasional (HPN) setiap 9 Februari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement