Kamis 27 Sep 2018 14:26 WIB

BPOM Masih Kekurangan PNS Sekitar 3.000 Orang

Tahun ini, BPOM mendapatkan kuota cukup banyak mencapai 1.078.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia (RI) tahun ini membuka 1.078 formasi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Sebanyak 260 formasi untuk penempatan di BPOM Pusat, 338 di 33 Balai Besar/Balai POM, serta 480 di 40 Loka POM.

"Tahun ini, kami memang mendapatkan kuota cukup banyak mencapai 1.078. Tapi, sebenarnya BPOM masih kekurangan SDM sekitar 3.000 orang," ujar Kepala BPOM RI, Penny K Lukito, di acara  Job Fair BPOM RI di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (27/9).

Penny mengatakan, tahun ini BPOM mengajukan 1.400 formasi lowongan CPNS. Namun, karena pertimbangan anggaran dan lain-lain, kuota BPOM yang disetujui tahun ini sebanyak 1.087. "Alhamdulillah, jumlahnya cukup signifikan. Mudah-mudahan dalam waktu dua sampai tiga tahun ke depan kebutuhan SDM BPOM bisa terpenuhi," kata Penny.

Penny mengatakan, kebutuhan SDM BPOM masih sangat besar. Karena, ia akan ada di 34 ibu kota provinsi. Selain itu, cakupan pengawasan obat dan makanan BPOM juga semakin luas. Apalagi dengan pesatnya pertumbuhan pelaku usaha kuliner serta maraknya impor ilegal juga e-commerce.

E-commerce, kata dia, memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan produk, termasuk makanan, minuman, obat, dan kosmetik dengan harga murah. "Akan tetapi, konsekuensinya barang-barang berbahaya juga bisa masuk dengan mudah," kata Penny.

Kondisi tersebut, kata dia, memerlukan pengawasan yang lebih intensif dan jumlah personel yang lebih banyak. Apalagi, tahun ini BPOM juga akan membangun 40 Loka POM di kabupaten/kota yang tersebar di 30 provinsi.

Rekrutment tahun ini, kata dia, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena SDM BPOM biasanya didominasi lulusan Kimia dan Farmasi. Namun, tahun ini BPOM membuka formasi untuk banyak latar belakang disiplin ilmu. Hal itu sejalan dengan kebutuhan BPOM. "Kami banyak memerlukan SDM dari banyak latar belakang keilmuan, termasuk hukum," kata Penny.

Penny berharap, seluruh formasi tersebut bisa diisi oleh SDM terbaik bangsa. Itulah mengapa dalam memenuhi formasi tersebut BPOM juga mengelar Job Fair di sejumlah perguruan tinggi unggulan Indonesia.

Rangkaian Job Fair BPOM digelar di Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), ITB, Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga (Unair). Penny mengatakan, sebagai wujud keadilan dalam memberi kesempatan bekerja dan berkarya, formasi CPNS di BPOM tahun ini juga membuka formasi khusus yang memprioritaskan anak bangsa dari wilayah timur Indonesia. Termasuk, putra/putri berprestasi dari Papua dan Papua Barat, penyandang disabilitas, serta lulusan cumlaude. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement