REPUBLIKA.CO.ID BOGOR -- Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) menggelar Sekolah Pimpinan HMI pada 1-5 Oktober 2018 di New Panjang Jiwo Resort, Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Kegiatan pelatihan ini diperuntukkan bagi para pimpinan (ketua umum) HMI Cabang dan Badan Koordinasi (Badko) se-Indonesia.
BACA JUGA:
Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI, Helmy Yunan Ihnaton, mengatakan, tujuan dari pelaksanaan Sekolah Pimpinan HMI ini agar kader memiliki keterampilan dan profesionalisme. "Keterampilan itu mencakup bidang manajerial, kepemimpinan, dan keorganisasian," kata Helmy, Senin (1/10).
Setiap peserta yang telah menyelesaikan Sekolah Pimpinan HMI ini, sambung Helmy, diharapkan mampu melaksanakan visi dan arah gerakan PB HMI secara sistematis pada setiap cabang dan badko.
Ketua Umum PB HMI, Respiratori Saddam Al-Jihad, mengungkapkan bonus demografi merupakan tantangan yang dihadapi generasi milenial saat ini. Kondisi ini, jelas dia, butuh spirit kepemimpinan agar bonus demografi ini dapat dijadikan kekuatan guna membangun bangsa dan negara.
Dari 10 persen masyarakat Indonesia yang mengenyam bangku perkuliahan, Saddam menjelaskan hanya 2 persen yang menjadi aktivis, dan terbanyak adalah HMI. "Oleh karenanya HMI secara esensial berkontribusi meningkatkan kualitas pembangunan manusia, salah satunya dengan cara mendelegasikan calon pemimpin masa depan Indonesia," kata Saddam.
Aktualisasi dari tujuan HMI, menurut Saddam, harus mulai nyata dirasakan masyarakat, artinya HMI mulai masuk dalam kebijakan mikro yang riil. "Bukan lagi hanya menyinggung soal isu makro dalam dialektika kebangsaan dan kenegaraan”, tegas dia.