REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Perum Jasa Turta (PJT) II Jatiluhur menerapkan kebijakan gilir giling air (pembagian air) pada saat puncak musim kemarau 2018 ini. Sebab, dari 240 ribu hektare areal persawahan yang jadi tanggung jawab perusahaan BUMN ini, 130 ribu hektare di antaranya saat ini sedang tanam.
Alhasil, perlu ada jaminan suplai air supaya, pertanaman tersebut tidak kekeringan. Direktur Operasi dan Pengembangan PJT II Jatiluhur, Antonius Aris Sujatmiko, mengatakan, setiap musim kemarau, kebijakan pembagian air selalu diterapkan. Sebab, jika tidak diatur, khawatir akan timbuk konflik rebutan air.
"Sejak September lalu sistem gilir giring air sudah kita terapkan," ujar Antonius, kepada Republika.co.id Kamis (4/10).
Menurut Antonius, sampai saat ini kondisi air di Waduk Jatiluhur masih cukup aman. Meskipun, sejak musim kemarau terjadi penyusutan yang cukup siginifikan, mencapai delapan meter. Saat ini, kondisi tinggi muka air (TMA) Waduk Jatiluhur di level 92 meter di atas permukaan air laut (mdpl).