Kamis 04 Oct 2018 21:54 WIB

Rifat Sungkar Tawarkan Pembangunan Sirkuit di Palembang

Sirkuit akan mengakomodasi dan menggali potensi pembalap lokal

Rifat Sungkar
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Rifat Sungkar

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pembalap nasional Rifat Sungkar menawarkan pembangunan sirkuit di Kota Palembang, Sumatra Selatan, yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi balapan liar.  Rifat seusai bertemu wali kota Palembang, Kamis (4/10), mengatakan, sirkuit ini juga akan mengakomodasi dan menggali potensi pembalap lokal.   

"Saya melihat banyak potensi balap pada anak muda kita, tapi banyak juga menjadi korban karena aksi balap di jalan-jalan umum, adanya sirkuit akan mengurangi kondisi itu," kata Rifat.    

Ia mengatakan untuk pembangunan sirkuit dibutuhkan lahan seluas 12 hektare, yang diperuntukkan sirkuit trek lurus, fasilitas parkir, dan "drive bike". Selain trek motor ada juga gokart dan bengkel.    

"Nanti sirkuit ini bisa juga menjadi 'sport' wisata baru," kata dia.   

Jika keinginan ini terwujud maka Palembang akan menjadi pusat pembinaan pembalap motor di bawah 250 cc dan mobil 1.500 cc.    

"Dan yang penting lagi, Palembang akan jadi percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia," kata dia.   

Sejauh ini Rifat mengatakan sangat terkesan dengan respons Pemerintah Kota Palembang yang akan menyusun tim untuk melakukan studi kelayakan.   

"Untuk lokasi, itu yang sangat penting. Jika berawa, tentu perlu penimbunan, dan untuk itu perlu studi kelayakan," kata dia.    

Palembang saat ini telah memiliki Kompleks Olahraga Jakabaring Sport City. Sejauh ini, di dalam kompleks tersebut sudah ada belasan /venue olahraga bertaraf internasional yang sebagian sudah digunakan pada Asian Games XVIII tahun 2018. Namun, untuk sirkuit belum dibangun karena sebelumnya ada rencana akan membangun sirkuit untuk kebutuhan menjadi tuan rumah ajang MotoGP 2019.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement