Jumat 05 Oct 2018 13:00 WIB

Bau tak Sedap dan Pencarian Berbahaya di Petobo

Baru 30 persen area pencarian yang dijangkau tim SAR.

Petobo, Palu, Sulawesi Tengah pascagempa.
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon Lubis
Petobo, Palu, Sulawesi Tengah pascagempa.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Jasad korban gempa disertai lumpur yang tidak sempat menyelamatkan diri di Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, mulai membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap.

Tim evakuasi Basarnas RI Chandra, di Petobo, Jumat (5/10), mengemukakan salah satu kendala dari sekian banyak kendala dalam pencarian korban, yakni korban mulai membusuk dan berbau.

"Ada korban yang anggota tubuhnya utuh, tapi ketika hendak dievakuasi, diangkat atau ditarik keluar dari lumpur dan puing bangunan, anggota tubuhnya mudah terpisah atau terlepas dari badan," ujar Chandra.

Pencarian korban memasuki hari ke tujuh, kata dia, korban mulai membahayakan bagi Tim SAR. Karena korban sudah mulai membusuk dan menyebarkan bakteri.

Baca juga, Tsunami Palu adalah Skenario Terburuk.

Sementara luas area pencarian yang baru dapat dijangkau oleh Tim SAR kurang lebih sekitar 30 persen, dari luas total area pencarian sekitar dua kilometer persegi.

photo
Kondisi tembok lapas yang hancur di Lapas Palu, Petobo, Palu, Sulawesi Utara, Rabu (3/10).

Kelurahan Petobo menjadi wilayah terparah dihantam gempa berkekuatan 7,4 skala Richter disertai lumpur hitam pada Jumat 28 September 2018.

Lurah Kelurahan Petobo Masrun yang dihubungi Antara pada Kamis malam mengatakan, Kelurahan Petobo dihuni sekitar 13 ribu lebih jiwa yang terdata.

Saat ini, urai Masrun, yang diketahui kabarnya kurang lebih sekitar 3.000 jiwa. "Data ini akan terus bergerak bertambah, pendataan terus dilakukan," ujar Masrun.

Sedangkan yang belum diketahui kabarnya mencapai ribuan jiwa. Masrun mengaku bahwa saat ini masyarakatnya mengalami trauma berat. Karena itu, tidak ada rencana dan langkah untuk mobilisasi masyarakat melakukan pencarian korban secara massal.

Hanya ada beberapa warga yang turun dari lokasi pengungsian ke lokasi permukiman yang dihantam gempa dan longsor untuk melakukan pencarian keluarga mereka secara manual.

Warga Kelurahan Petobo tersebar di beberapa lokasi pengungsian, yaitu pelataran Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri, Desa Loru, Dusun Ranoropa Desa Loru, Desa Pombewe, Desa Mpanau Biromaru, Desa Ngatabaru (Kapopo) dan Kelurahan Kawatuna.

Warga membutuhkan bantuan pakaian, makanan, air bersih, minuman, pembalut (untuk perempuan), pakaian anak kecil, pampers, perlengkapan bayi, perlengkapan ibu hamil, obat-obatan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement