Senin 08 Oct 2018 15:23 WIB

Taliban Ajak Warga Afghanistan Boikot Pemilu

Taliban menuntut penarikan lengkap pasukan asing dari Afghanistan.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Pejuang Afghanistan, Taliban
Pejuang Afghanistan, Taliban

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taiban pada Senin (8/10) mendesak warga Afghanistan untuk memboikot pemilihan parlemen. Taliban juga menuntut penarikan lengkap pasukan asing sebagai satu-satunya solusi untuk mengakhiri perang yang berlangsung 17 tahun itu.

Pernyataan dari Taliban ini disampaikan bertepatan dengan kunjungan utusan tinggi Amerika Serikat (AS) Zalmay Khalilzad. Khalilzad akan memimpin upaya perdamaian dengan Taliban.

Khalilzad bertemu Presiden Ashraf Ghani di Kabul untuk menyusun strategi dalam mengadakan pembicaraan perdamaian yang dipimpin Afghanistan dengan Taliban.

"Perdamaian adalah proses suci, dan Pemerintah AS serta rakyat bersatu dengan pemerintah Afghanistan dan orang-orang dalam proses ini," ujar Khalilzad.

Khalilzad, mantan duta besar AS untuk Afghanistan dan Irak, bergabung dengan tim Departemen Luar Negeri AS pada September. Ia dijadwalkan mengunjungi Pakistan, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar pekan ini sebagai upaya untuk membawa Taliban ke meja perundingan.

Baca juga, AS Siap Berunding dengan Taliban.

Namun Taliban, telah berulang kali menolak tawaran untuk mengadakan pembicaraan damai atau mendukung pemungutan suara. Pemungutan suara  dijadwalkan pada 20 Oktober. Namun proses ini mengalami banyak hambatan. Mulai dari persiapan yang belum matang, dugaan kecurangan hingga kekhawatiran akan kondisi keamanan. 

Zabihullah Mujahid, juru bicara utama Taliban, mengatakan, AS menggunakan pemilihan parlemen untuk tujuan tunggal yakni melegitimasi kehadiran dan otoritas mereka.

"Orang-orang diberikan perasaan menipu karena memiliki hak bebas memberikan suara mereka untuk tujuan jahat yakni meminimalkan kebencian mereka terhadap pendudukan asing," katanya.

Pemilihan parlemen akan berlangsung kurang dari pekan lagi. Namun Taliban dan ISIS telah meningkatkan serangan di seluruh negeri.

Pertempuran itu telah menggarisbawahi perjuangan yang dihadapi pasukan keamanan saat para pemberontak terus memperluas kendali mereka atas pedesaan, meskipun mereka tidak dapat merebut dan menguasai sebuah kota besar.

"Solusi nyata dari krisis Afghanistan yang sedang berlangsung terletak pada penarikan lengkap semua pasukan pendudukan asing dan pemulihan kedaulatan Islam murni," kata Mujahid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement