REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Subsatgas Pendampingan Pusat Bencana Sulteng Kemenkopolhukam Achmad Djamaludin mengatakan pemerintahan di Sulawesi Tengah sudah mulai berjalan setelah dihantam bencana gempa, tsunami dan likuifaksi.
"Tadi pagi aparat sipil sudah apel, terutama di dinas kependudukan dan catatan sipil untuk melayani surat kematian," kata Djamal dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (8/10).
Djamal mengatakan surat kematian tersebut salah satu berkas yang penting dimiliki ahli waris, terutama untuk menjadi dasar Kementerian Sosial memberikan bantuan sosial setelah bencana. Menurut Djamal, situasi di Sulawesi Tengah saat ini sudah mulai membaik karena listrik sudah mulai menyala hingga 90 persen setelah pembangkit listrik tenaga diesel dan gardu induk difungsikan.
"Listrik terutama diutamakan untuk mendukung perbankan dan dapur umum. Yang masih terkendala adalah jaringan listrik ke rumah-rumah warga. Sebanyak 1.000 relawan PLN sedang melakukan pengecekan," jelasnya.
Layanan jaringan seluler juga sudah mulai berfungsi, meskipun di beberapa lokasi baru mencakup sekitar 50 persen, sehingga memudahkan komunikasi dan koordinasi.
"Pasokan bahan bakar minyak sudah mulai berjalan baik. Sudah ada 27 stasiun pengisian bahan bakar umum di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong yang melayani masyarakat," tuturnya.
Keberadaan stasiun pengisian bahan bakar umum tersebut juga didukung sembilan mobil tanki bahan bakar minyak yang dilengkapi "dispenser" sehingga tidak lagi menggunakan pompa engkol.
"Stok bahan bakar dari depo Palu dan Donggala saat ini masih mencukupi," ujarnya.