REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- New South Wales, Australia memiliki populasi Muslim yang besar. Banyak dari mereka merupakan migran dari banyak negara, seperti Afganistan, Bosnia, Pakistan, Indonesia, Bangladesh, dan Iran. Tak heran jika banyak masjid di negara bagian Australia ini berdiri.
Tempat sujud di sana dibangun atas persaudaraan mereka sebagai perantau yang menjalani kehidupan baru. Masjid tersebut menjadi tempat mereka beraktivitas; berkumpul pada hari raya tertentu dan menjadi sekolahan bagi anak-anak.
Di sanalah generasi umat tumbuh dan berkembang. Berikut adalah tiga masjid terkenal di New South Wales.
Masjid Lakemba
Tempat sujud ini adalah tempat utama masyarakat Muslim berkumpul. Bangunannya terletak di ping- giran Kota Lakemba, Sydney. Masjid ini dimiliki dan dikelola oleh Asosiasi Muslim Lebanon (LMA).Masjid Lakemba dan kantor LMA terletak berdekatan di Jalan Wangee. Sebuah rumah kecil di lokasi masjid saat ini beli dan digunakan oleh Persatuan Muslim Lebanon dari 1960-an sebagai tempat ibadah.
Rumah itu dihancurkan pada awal 1970 dan pembangunan gedung dimulai. Konstruksi berlangsung lima tahun, dengan masjid selesai pada 1977. Pembukaan masjid dihadiri oleh mantan perdana menteri Gough Whitlam. Penggalangan dana untuk masjid berlangsung baik lokal maupun internasional, dengan sekitar setengah dana berasal dari Timur Tengah dan sumbangan tunggal terbesar yang berasal dari keluarga kerajaan Saudi.
Masjid Baitul Huda
Tanah untuk masjid di Marsden Park, Sydney dibeli pada 1983. Perwakilan Muslim di sana Mirza Tahir Ahmad meletakkan batu fondasi pada 30 September pada kunjungan pertamanya ke Australia pada 1983. Masjid dibuka pada kunjungan kedua Mirza Tahir Ahmad pada Juli 1989. Pada 2008 sebuah gedung tambahan dibangun. Pada Desember 2015, Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengakui kontribusi komunitas Muslim untuk Australia.
Masjid Auburn Gallipolli
The Auburn Gallipoli adalah masjid bergaya usmani di Auburn, pinggiran Sydney, New South Wales, Australia. Lebih dari 500 jamaah hadir setiap hari dan sekitar 2.000 jamaah menghadiri shalat Jumat di sana. Nama masjid ini berasal dari warisan Kampanye Gallipoli selama Perang Dunia I yang memainkan peran penting dalam sejarah Australia dan Republik Turki.
Menurut para pejabat masjid, nama ini dimaksudkan untuk menandai warisan bersama masyarakat Australia dan komunitas utama di belakang pembangunan masjid. Bangunan ini pertama kali dibuka untuk ibadah pada 3 November 1979. Itu adalah rumah dengan dinding internal yang dilepas untuk menghasilkan ruang terbuka. Pembangunan struktur masjid saat ini dimulai pada 1986. Konstruksi dan sentuhan akhir pada bagian luar diselesaikan dan secara resmi dibuka pada 28 November 1999, dua puluh tahun setelah pembukaan pertama.