Selasa 09 Oct 2018 12:09 WIB

Turki Minta Saudi Turut Investigasi Hilangnya Jurnalis

Jamal Khashoggi dilaporkan hilang sejak memasuki konsulat Saudi di Istanbul.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi.
Foto: AP
Jamal Khashoggi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mengharapkan kerja sama penuh dari Arab Saudi atas kasus hilangnya wartawan Saudi, Jamal Khashoggi.

Dilansir Anadolu, Senin (8/10), sumber diplomatik mengatakan, Kementerian Luar Negeri Turki  telah memanggil Duta Besar Arab Saudi untuk Ankara Waleed A. M. Elkhereiji pada Ahad.

"Wakil menteri luar negeri Sedat Onal mengundang Duta Besar Arab Saudi ke Kementerian kemarin. Harapan kami akan kerja sama penuh selama proses investigasi telah disampaikan kepadanya," kata seorang sumber diplomatik.

Jamal Khashoggi, wartawan dan kolumnis reguler untuk Washington Post, hilang sejak ia memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Polisi Turki yang menyelidiki kasus itu mengatakan 15 orang Saudi, termasuk beberapa pejabat, tiba di Istanbul dengan dua pesawat dan telah memasuki konsulat saat Khashoggi ada di dalam.

Polisi Turki di Istanbul telah mengawasi kedatangan dan keberangkatan di konsulat Saudi sejak Khashoggi memasuki gedung itu. Kantor Jaksa Penuntut Umum di Istanbul memulai penyelidikan pada saat konsulat juga mengatakan bahwa mereka siap bekerja dan berkoordinasi dengan pihak berwenang Turki.

Sebelumnya pihak keluarga Jamal Khashoggi telah mengadakan pertemuan dengan pemerintah Arab Saudi pada Ahad (7/10). Dilansir Al Arabiya, Senin (8/10), penasihat hukum Keluarga, Motasem Khashoggi mengatakan pihak keluarga secara teratur berkomunikasi dengan pemerintah Saudi mengenai kasus hilangnya Jamal Khashoggi  di Turki.

“Kami mempercayai pemerintah dan tindakan yang diambil olehnya dan semua upaya yang dilakukan dalam kasus Jamal Khashoggi. Ada koordinasi dengan pemerintah dan kedutaan di Ankara, ” kata Motasem. Menurut Motasem, beberapa negara mencoba  memanfaatkan masalah ini untuk memuluskan agenda jahat mereka.

 “Kami tahu tujuan di balik media elektronik dan outlet berita yang hiruk-pikuk yang menyerang negara kami untuk tujuan negatif. Kami memberi tahu orang-orang ini untuk tetap diam karena tujuan dan niat mereka telah gagal," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement