Rabu 10 Oct 2018 18:20 WIB

Pemda DIY Buka Dapur Umum di Asrama Mahasiswa Sulteng

Layanan dapur umum ini dibantu oleh para relawan.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Foto: Neni Ridarineni.
Sri Sultan Hamengku Buwono X.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepedulian diwujudkan jajaran Pemda DIY terhadap para mahasiswa asal Sulawesi Tengah yang sedang menempuh perkuliahan di Yogyakarta. Pemda DIY pun mendirikan dapur umum di asrama mahasiswa Sulteng Bintaran Yogyakarta.

Menurut Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X adanya dapur umum itu untuk membantu para mahasiswa asal Sulteng yang terdampak bencana gempa bumi dan tsunami. Untuk sementara, jumlah mahasiswa tersebut sekitar 590an mahasiswa.

"Mereka ada yang kehilangan orang tua, belum bisa kontak dengan keluarganya, atau sudah bisa kontak tetapi orangtuanya tidak bisa mengirimi uang," kata Sultan, kepada wartawan.

Layanan dapur umum ini dibantu oleh para relawan. Ditargetkan, jelas Sultan, para mahasiswa ini bisa mendapatkan layanan makan tiga kali sehari.

Hal senada disampaikan Sekda DIY Gatot Saptadi. Ia menuturkan di asrama mahasiswa Sulteng akan disiapkan dapur umum yang menyediakan makan sebanyak sehari tiga kali berupa nasi bungkus.

"Sementara untuk pendidikan mahasiswa yang terkena dampak gempa dan tsunami, Pak Gubernur akan mengirimkan surat ke semua perguruan tinggi di DIY untuk merespons dan membantu mereka," ujanya, 

usai melakukan audiensi dengan para rektor perguruan tinggi swasta di DIY, di Kepatihan.

Lebih lanjut Gatot mengusulkan agar bantuan dana yang terkumpul di posko mahasiwa Sulteng sebaiknya dimanfaatkan untuk keperluan kuliah para mahasiswa Sulteng yang ada di Yogyakarta. Jumlahnya cukup banyak sekitar Rp 300 juta.

"Di Sulteng sudah banyak yang memberikan bantuan. Sementara mahasiswa yang di sini banyak yang belum mendapat kiriman dari orangtuanya," jelas dia.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta Bambang Supriyadi mengatakan dalam audiensi dengan gubernur DIY, sekda DIY, dan pimpinan perguruan tinggi swasta di DIY, ada dua hal yang diputuskan. Yakni membuka posko untuk menyalurkan banntuan dan dapur umum di asrama mahasiswa Sulteng.

Selanjutnya, perguruan tinggi swasta supaya melakukan pendataan terhadap mahasiswanya  yang terdampak gempa dan tsunami dan kalau bisa membantu jangan sampai mereka drop out. "Menurut data kami ada 80 perguruan tinggi yang ada mahasiswa Sulteng," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement