REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Sleman meluncurkan buku cerita rakyat berjudul Bumi Sembada. Bumi Sembada ditulis dengan banyak bersumber dari kitab-kitab kuno yang ada di tanah Jawa.
Penulis Bumi Sembada, Purwadi menjelaskan, sumber-sumbernya ada dari Kitab Jawa Kuno, Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Pajang, Babad Mataram, Serat Centhini, Babad Kraton, Serat Pustakaraja Purwa dan Serat Paramayoga.
"Penyusunan juga dilakukan dengan pengkajian folklor yang telah diwariskan secara turun menurun," kata Purwadi di Pendopo Pemerintah Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (11/10).
Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu menuturkan, cerita rakyat mengandung butir-butir lokal. Kandungan itu dirasa akan berguna untuk pembinaan pekerti luhur bagi generasi muda.
Dengan pengkajian mendalam, ia menekankan, cerita rakyat dapat memperkokoh jati diri nasional. Hasilnya, akan memberikan kontribusi bagi pengembangan kebudayaan daerah, utamanya di Kabupaten Sleman.
Untuk itu, ia merasa, program-program untuk melakukan dokumentasi dan beragam bentuk apresiasi cerita rakyat patut dikerjakan terencana dan terpadu. Agar, pelestarian yang dilakukan pemerintah dan masyarakat bisa dilakukan tepat.
"Terlebih, Kabupaten Sleman memiliki beragam cerita rakyat yang perlu digali, dikaji dan dipelajari segenap masyarakat," ujar Purwadi.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Wasita menyampaikan, buku Bumi Sembada dicetak sebanyak 350 eksemplar. Buku berisikan enam cerita itu nantinya akan dibagikan luas.
Baik kepada komunitas-komunitas desa budaya, kecamatan maupun perpustakaan yang ada di Kabupaten Sleman. Saat ini, jumlahnya memang terbatas, tapi jika diminati akan dilakukan pencetakan ulang.
Bahkan, Wasita menambahkan, bukan ke depan buku Bumi Sembada akan dibuat dalam format digital. Harapannya, format-format itu dapat memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya.
"Entah nanti berupa e-book atau PDF akan kami coba, tujuannya agar memudahkan masyarakat membaca buku ini sebagai media pembelajaran dan menambah wawasan budaya," kata Wasita.