REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja Kabupaten Bandung mengungkapkan dua bulan terakhir sejak musim kemarau mengalami kerugian pendapatan hingga Rp 300 juta. Berdasarkan daftar rekening pelanggan air minum PDAM, penjualan turun drastis di musim kemarau mencapai kurang lebih 60 persen.
"(Akibat kemarau) penjualan menurun sampai 60 persen. Dua bulan terakhir jika dirupiahkan mencapai kurang lebih Rp 300 juta," ujar Hari Faizal, Humas PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, Sabtu (13/10).
Ia menuturkan, kekeringan di Kabupaten Bandung merupakan musiman. Hal ini berdampak pada menurunnya debit air Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca dan berdampak pada pasokan bahan air baku minum PDAM.
Menurutnya, saat ini pelanggan di wilayah Kota Cimahi yang terkena dampak parah sulit memperoleh air bersih sebanyak 18 ribu pelanggan. Kemudian Kabupaten Bandung mencapai 19 ribu pelanggan. Total pelanggan PDAM Tirta Raharja sendiri mencapai 94 ribu lebih.
Ia menuturkan, antisipasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air minum di wilayah Cimahi pihaknya meminta bantuan kepada UPT Cimahi untuk mendapatkan air bersih. Selain itu, menyiapkan armada roda tiga berisi toren air bersih dengan kapasitas 500 liter.
"Armada tersebut disiapkan untuk menjangkau jalan yang tidak masuk tanki. Di Kabupaten Bandung ada lima unit, Cimahi dan Bandung Barat ada enam unit. Satu unit bisa beroperasi lima sampai delapan kali dalam satu hari," katanya.
Hari menambahkan, armada-armada tersebut tersebar di Pangalengan, Baleendah, Ciparay dan Lembang. Dia mengatakan, PDAM sendiri memiliki kebijakan terkait dampak kekeringan terhadap pelanggan air minum.
Menurutnya, PDAM juga memiliki kebijakan untuk menghilangkan beban pembayaran air minum dengan standar pemakaian nol kubik. Pihaknya mendorong pelanggan untuk melaporkan ke perusahaan.