REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran mengedepankan penggunaan teknologi modern dan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang inovatif. Untuk mewujudkan ini, Mentan melakukan kunjungan kerja ke Taiwan yang berlangsung pada 9 Oktober 2018. Mentan diterima Menteri Pertanian Taiwan, Tsung-Hsien Lin.
Kunjungan ini membuahkan hasil kerja sama Program Magang Petani Indonesia di Taiwan. Tujuan program tersebut agar generasi muda pertanian memahami teknologi pertanian modern dan inovatif.
“Kami melakukan pertemuan informal dengan Menteri Pertanian Taiwan. Pihak Taiwan menawarkan program magang yang memberikan kesempatan bagi Petani Indonesia untuk mempelajari sistem pertanian modern langsung dari Petani Taiwan,”kata Mentan di Jakarta, Ahad (14/10).
Mentan mengatakan, kerja sama ini sangat strategis guna mendukung program Kementan dalam menciptakan SDM pertanian yang inovatif. Sebab tanpa SDM dan teknologi, mustahil sektor pertanian bisa maju dan Indonesia menjadi lumbun pangan dunia.
“Kerangka Acuan Kerja untuk pelaksanaan program magang akan segera dibahas secara intensif oleh kedua belah pihak. Dalam waktu dekat diharapkan sudah dapat direalisasikan program magang tahap pertama bagi 40 orang petani Indonesia,” ujarnya.
Mentan menjelaskan, program magang ini akan terus diperluas termasuk program magang dalam rangka peningkatan kapasitas SDM Indonesia untuk pengembangan industri gula. Calon tenaga kerja, baik pada sektor onfarm maupun sektor hilirasi juga akan dimagangkan di Taiwan.
Kunjungan ke Taiwan juga membahas komitmen investasi Taiwan mengembangkan industri gula di Indonesia Rp20 triliun, membuka pasar ekspor manggis Indonesia ke Taiwan, serta kerjasama Pengembangan Rain Water Harvesting System.
“Ini sebagai bentuk komitmen penguatan kemitraan yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak,” pungkas Amran.