REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Muslim terus berkontribusi pada ekonomi lokal, tetapi tak hanya fokus pada satu perkebunan ceri. Sekarang ada 10 bisnis di kota ini yang dimiliki dan dioperasikan oleh komunitas ini yang berasal dari beragam bangsa.
Ehab Arja adalah salah satu pemimpin di masyarakat dan mengatakan, mereka memastikan untuk berinvestasi kembali ke Young sehingga manfaatnya tersebar luas.
Sebagai sebuah komunitas, dia selalu hanya berbelanja produk lokal dan menggunakannya sebanyak mungkin.
"Bahkan, dalam renovasi kami, di gedung kami, semuanya menggunakan bahan lokal tak hanya itu arsitek, pembangun lokal, tukang ledeng lokal. Dan, begitulah di kota negara untuk mendukung secara lokal, jadi mereka mendukung Anda, Anda mendukung mereka," jelas dia.
Baca: Tantangan Umat Islam di Australia
Ketika komunitas Muslim membeli dan menjual properti dan bisnis, pengacara lokal di Young, David McCabe, telah menjadi penerima manfaat dari dukungan itu. Mereka akan pergi melalui agen real estatelokal, itu adalah penjualan properti yang mengharuskan orang akan membeli properti lain sehingga mendorong pasar properti di Young semakin berkembang.
Hampir tiga dekade hubungan itu tampaknya semakin kuat. McCabe mengatakan, orang-orang di Young telah menerima penda tang baru dengan sikap dan tangan terbuka.
Umpan baliknya positif. "Saya belum pernah mendengar kata-kata kasar berbicara tentang Muslim di kota, yang sangat fantastis untuk kota ini karena Anda berharap mendengar beberapa komentar, tetapi saya belum pernah mendengar komentar buruk sama sekali," kata dia