Selasa 16 Oct 2018 02:07 WIB

Kubu Prabowo-Sandiaga tak Ingin Ada Persaingan Pesantren

Penting untuk menghindari konflik yang terjadi di pesantren

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Esthi Maharani
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno
Foto: Republika/Da'an Yahya
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Indonesia Adil dan Makmur tidak menampik bahwa pesantren adalah segmen pemilih yang tidak kalah penting di dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 mendatang. Meskipun demikian, kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno tidak ingin ada gejolak persaingan antara pesantren  yang mendukung Joko Widodo dan pesantren yang mendukung Prabowo.

"Makanya kami di internal sudah mengingatkan capres dan cawapres kami untuk masuk ke pesantren dengan cara yang soft dan tidak mengundang polemik perdebatan-perdebatan sehingga tidak juga menyinggung yang lain," kata Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (15/10).

Menurutnya imbauan itu penting untuk menghindari konflik yang terjadi di pesantren. Ia berharap pesantren tetap diberikan hak berdemokrasi tetapi tidak boleh ada yg dipaksa dan diarahkan secara tidak benar oleh pihak-pihak tertentu.

"Biarkan mereka menentukan hak pilihnya tetapi kita berhak mendatangi mereka untuk menyampaikan program dan visi misi kita," katanya.

Ia menambahkan alasan BPN menyasar  pesantren lantaran pesantren memiliki kelompok kekuatannya sendiri, sama seperti emak-emak dan kelompok milenial. OIeh karena itu kubu Prabowo - Sandiaga akan mendekati kepada siapapun kelompok  yang dirasa memiliki potensi untuk menambah suara Prabowo - Sandiaga.

"Jadi kami pasti mendatangi, termasuk pesantren dan semua kelompok, siapapun saya kira kami temani dan kami jadikan sahabat untuk memenangkan Prabowo-Sandi 2019 nanti," tutur politikus Partai Demokrat tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement