Rabu 17 Oct 2018 17:03 WIB

Siswa SD di Cimanggis Diduga Keracunan Air Tinja

Para siswa mengeluhkan sakit perut, demam, pusing, mual-mual hingga muntah-muntah.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Teguh Firmansyah
Korban keracunan (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Korban keracunan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Lebih dari 100 siswa di sebuah SD di Pondok Duta, Cimanggis, Depok mengalami keracunan yang diduga menggunakan air  terkontaminasi tinja. Air berbau tinja tersebut mengalir dari kran air yang digunakan para siswa untuk cuci tangan dan berwudhu.

Para siswa yang menjadi korban dari siswa kelas I hingga kelas VI mengalami gejala sakit perut, demam, pusing, mual-mual hingga muntah-muntah. "Iya benar, berdasarkan laporan ada kurang lebih sebanyak 150 siswa alami keracunan air yang berbau tinja di sekolah anak kami," ujar salah satu orang tua murid, Vini Felasiani saat di konfirmasi Republika.co.id, Rabu (17/10).

Vini menyampaikan, anaknya sudah tiga hari tidak masuk sekolah karena mengalami demam dan mual-mual. Ada juga beberapa anak yang saat ini masih di rawat di rumah sakit. "Sebagian besar gejalanya sakit perut, demam, pusing, mual hingga muntah-muntah," terangnya.

Orang tua lainnya yang anaknya juga menjadi korban, Lina menjelaskan, keracunan yang dialami para siswa sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Para siswa mengeluh air berbau tinja saat hendak mencuci tangan dan berwudhu.

Lalu, para orang tua datang ke sekolah melaporkan yang dialami anak-anaknya ke pihak sekolah dan mengecek air berbau tinja yang dikeluhkan anak-anak. "Ya, memang airnya berbau tinja," ucapnya.

Lina menegaskan, sebagian besar orang tua melaporkan anak-anaknya mengalami diare, demam, pusing dan muntah-muntah. "Ada anak yang terkena diare dan muntah hingga enam kali. Sedangkan anak saya mengalami pusing dan muntah-muntah. Saat ini anak saya masih di rawat di UGD rumah sakit," ungkapnya.

Sedangkan orang tua lainnya, Asty mengatakan, anaknya sudah tidak masuk sekolah selama seminggu karena mengalami diare. "Anak saya cerita kalau air di sekolah bau tinja. Anak saya mengalami diare dan sudah tidak masuk sekolah satu minggu. Saya sudah bawa ke dokter, dan hingga saat ini anak saya masih terbaring lemas," tegasnya.

Para orang tua berharap kasus dugaan keracunan air tinja ini tak dianggap remeh, karena belum ada tindakan yang dilakukan pihak sekolah maupun pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok.

"Belum ada kepastian hingga saat ini, apakah anak-anak keracunan karena air yang berbau tinja atau karena hal lain. Kami dapat kabar pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah mengambil sampel air untuk di uji lab. Tapi belum ada hasilnya," tutur Vini.

Kepala SDIT Pondok Duta, Siti Zahroni tidak mengangkat teleponnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (17/10) untuk di konfirmasi mengenai dugaan adanya keracunan air tinja yang dialami para siswanya.

Baca juga, Makan Mi Instan: Belasan Anak SD Keracunan.

Anggota Forum Komunikasi Kecamatan Sehat (FKKS) Cimanggis, Depok, Dewi Anita Sari mengatakan sudah mengecek adanya anak-anak yang mengalami keracunan air tinja di sekolah tersebut.  "Kami sudah cek, dan berdasarkan laporan para orang tua, ada ratusan anak-anak mengalami dugaan keracunan air tinja. Kami akan segera berkoordinasi dengan pihak Pemkot Depok untuk mengambil tindakan secepatnya," tutur Dewi.

Sekretaris Disdik Depok, Tinte Rosmiayati mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim bersama Dinkes Kota Depok untuk memastikan peristiwa dugaan keracunan air tinja yang dialami para siswa di sekolah tersebut.

Namun, Tinte berharap kesabaran para orang tua untuk mendapatkan hasil penelitian air yang diduga terkontaminasi air tinja. "Hasilnya uji lab nya akan segera kami sampaikan," ungkapnya.

Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna sangat prihatin dengan kejadian tersebut dan sudah memerintahkan dinas terkait untuk mengambil tindakan secepatnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement