REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Upaya restorasi hutan kawasan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) akan dilaksanakan setelah kawasan yang terdampak kebakaran sudah benar-benar aman dari potensi api. Upaya penanaman kembali hutan lereng Gunung Merbabu yang terbakar juga masih menunggu pergantian musim, yang diharapkan bakal berlangsung dalam waktu yang tidak lama lagi.
“Paling tidak, restorasi hutan yang terdampak kerbakaran tersebut baru bisa dilakukan sekitar November 2018,” ujar Kepala BTNGMb, Edy Sutiyarso, yang dikonfirmasi Sabtu (20/10).
Ia mengungkapkan, hingga saat ini, langkah-langkah memastikan lereng Gunung Merbabu benar-benar telah bebas dari api masih terus dilakukan oleh Satgas Penanganan bencana Kebakaran Gunung Merbabu. Sampai dengan Sabtu pagi, masih terpantau setidaknya dua titik kepulan asap yang kembali muncul, di kawasan lereng Merbabu yang sebelumnya telah terbakar.
Sehingga Satgas Penanganan Bancana Kebakaran kembali menggerakkan SAR Unit (SRU) menuju lokasi sumber asap. “Tadi pagi ada tiga regu SRU yang digerakkan untuk melakukan mop up (menghentikan) sumber asap tersebut,” katanya.
Edy juga mengamini, untuk kawasan BTNGMb yang terbakar luasannya mencapai sekitar 400 hektare. Kendati begitu, berapa persen kawasan vegetasi yang terdampak di luar area savana belum dipastikan.
Di luar jenis atau nama vegetasi gunung yang telah terbakar di lereng Merbabu, BTNGMb belum dapat memperinci seberapa banyak vegetasi yang terdampak. Langkah-langkah penanganan yang didukung Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih berfokus memastikan lereng Merbabu betul-betul aman dari api.
Oleh karena itu, restorasi hutan dan vegetasi yang terdampak belum akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Sebelumnya, Insident Commando Satgas Penanganan Bencana Kebakaran Gunung Merbabu, Letkol Inf Prayoga Erawan menyampaikan, upaya pendinginan melalui pengeboman air dilanjutkan hari ini. Prayoga, yang juga Dandim 0714/Salatiga mengungkapkan, selama proses pendinginan, tim manual juga terus digerakkan untuk melakukan monitoring titik asap di kawasan yang telah terbakar dan upaya penanganan dari darat.