Senin 22 Oct 2018 15:29 WIB

BPR dan BPRS Salurkan Kredit Hingga Rp 95 Triliun

Penyaluran kredit BPR dan BPRS yang didominasi oleh sektor UMKM.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) X Perbarindo, Senin-Rabu (22-24/10).
Foto: perbarindo
Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) X Perbarindo, Senin-Rabu (22-24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) X Perbarindo, Senin-Rabu (22-24/10). Ketua Perbarindo, Djoko Suyanto, mengatakan, industri BPR – BPRS memiliki 6.664 unit kantor, terdiri dari Kantor Pusat 1.770 unit, Kantor Cabang 1.943 unit dan Kantor Kas 2.951 unit yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Peran dan fungsi intermediasi telah dilakukan oleh industri BPR-BPRS.

Hal itu terlihat dari perkembangan jumlah kredit yang disalurkan sampai Juli 2018 mencapai Rp 95 triliun atau tumbuh sebesar 8,59 persen dibandingkan posisi tahun sebelumnya. "Keberhasilan dalam penyaluran kredit mencerminkan Industri BPR – BPRS produk dan layanan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat," kata Djoko di acara tersebut.

Penyaluran kredit yang didominasi oleh sektor UMKM dinilai mencerminkan Industri BPR-BPRS pro rakyat kecil, pro UMKM dan pro Pemerintah. Sedangkan dari sisi penghimpunan dana, jumlah tabungan pada Juli 2018 mencapai Rp 28 triliun, naik 14,23 persen dibandingkan posisi setahun sebelumnya. Deposito tumbuh mencapai 8,99 persen, menjadi Rp 60 triliun per Juli 2018.

"Industri BPR - BPRS berada di grassroot dan garda terdepan dalam melakukan literasi serta edukasi terhadap masyarakat," imbuhnya.