REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei oleh Pro Indonesia Foundation di 30 kota menemukan bahwa enam masalah utama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk meningkatkan kelas bisnisnya adalah pengetahuan, pemasaran, permodalan, teknologi, legal, administrasi keuangan, dan jaringan. Program Kemitraan (PK) dari PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII jadi alternatif menyelesaikan kendala permodalan.
Guna mendorong perkembangan mitra binaan UMKM, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII mengadakan coaching dan mentoring Mitra Binaan Pertamina. Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M Roby Hervindo mengatakan kegiatan ini merupakan tahapan lanjutan dari program Pendampingan dan Monitoring Evaluasi Mitra Binaan UMKM Pertamina yang bekerja sama dengan Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter Makassar pada bulan September 2018 lalu.
Bertempat di Aula Prima XP Kantor Pertamina MOR VII, Jumat (19/10) lalu, sebanyak 38 Mitra Binaan Pertamina di wilayah Makassar, Gowa dan Takalar mengikuti kegiatan ini. Coaching dan mentoring dipandu langsung oleh para mentor dari IMA Chapter Makassar.
“Sesuai dengan yang disampaikan pada awal pembukaan program di bulan September lalu, bahwa progam ini berbeda dengan program pelatihan lain. Program ini bersifat pembinaan dan pembimbingan dalam kurun waktu tiga bulan dimana selama periode tersebut, para mitra binaan dibimbing oleh para mentor dari IMA Chapter Makassar secara intensif,” ujar Roby.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini setiap mitra dibentuk menjadi berkelompok agar coaching dan mentoring yang dilakukan lebih fokus dan terarah. Durasi coaching dilakukan sekali seminggu selama satu bulan penuh sehingga totalnya ada empat kali coaching dan mentoring. Materi yang disampaikan diantaranya mengenai manajemen keuangan, digital marketing serta brand strategy.
“Diawali dengan melatih manajemen keuangan dari UMKM agar mereka dapat mengelola keuangan dengan baik dan benar karena ini kunci utama agar UMKM bisa tumbuh, berkembang dan berkelanjutan. Selanjutnya mengajarkan pemanfaatan digital marketing sebagai salah satu strategi pemasaran serta terakhir yakni membangun brand positioning dari UMKM ini sendiri,” jelas Tomy Amarja selaku Sekjen IMA Chapter Makassar.
Tomy melanjutkan, usai coaching dan mentoring nantinya akan dilakukan visitasi ke lokasi usaha. Di samping itu juga ada business matching yang akan mempertemukan mitra binaan dengan calon pembeli potensial. “Sebelum dan sesudah pelaksanaan program, kami akan selalu memonitor perkembangan masing-masing mitra binaan,” ujarnya.
Salah satu peserta, Darnuti Khali mengaku selama mengikuti program pendampingan, pemilik UKM Souvenir Broche ini merasa sangat terbantu. “Saya menjadi binaan pertamina sudah kurang lebih enam bulan. Tidak hanya terbantu dari segi permodalan, namun setelah mengikuti pelatihan sebelumnya, serta coaching dan mentoring hari ini, saya merasa menjadi jauh lebih paham dan juga terbantu baik pemasaran dan permodalan,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Syaifullah. Salah satu Mitra Binaan Pertamina di bidang usaha makanan olahan coklat ini mengaku senang mendapatkan pendampingan. “Saya sudah menjalankan usaha 10 tahun lebih, dan Pertamina selalu memberikan perhatian kepada UKM binaannya. Dengan berbagai pelatihan, serta pameran yang kami diikutsertakan, tentunya sangat membantu kemajuan usaha kami,” ujarnya.
Roby menambahkan, jika mitra binaan UMKM Pertamina memiliki usaha yang terus berkembang dan berkelanjutan, tentunya hal tersebut juga berimplikasi positif bagi Pertamina. Dimana pola pengembalian dana pinjaman bergulir kemitraan dari Pertamina dari para mitra binaan dapat lebih stabil dan tepat waktu.
"Saat ini kami memiliki lebih dari 1.500 Mitra Binaan aktif di seluruh Sulawesi. Total modal bergulir yang disalurkan pada 2017 mencapai 8 miliar rupiah. Sementara hingga September 2018 tersalurkan sekitar 7 miliar rupiah dari target 10 miliar rupiah,” pungkas Roby