REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Faldo Maldini tak khawatir dengan survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI), yang menyebut elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno turun, Menurutnya, hasil survei hanya menunjukkan kondisi saat penelitian dilakukan.
Faldo mengatakan, elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden selalu berubah cepat, bahkan dalam hitungan hari. "Survei itu kondisi hari ini. Besok kan masih bisa berubah, apalagi besok lusa, kita belum tahu," katanya ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (24/10).
Faldo menjelaskan, sejak awal elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga memang dalam posisi yang tidak diunggulkan oleh lembaga survei. Karena itu, BPN tak terlalu peduli dengan elektabilitas yang dikeluarkan oleh lembaga survei untuk pasangan penanantang itu. Ia menegaskan, yang terpenting untuk saat ini adalah masyarakat mengetahui bahwa pemilihan umum akan dilaksanakan pada 2019.
Faldo mengatakan, tidak ada persiapan khusus atau upaya yang berlebihan dari BPN untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas. Menurut dia, saat ini Prabowo-Sandiaga masih dalam jalur yang benar. "Yang terpenting dukungan terus bertumbuh," kata dia.
Ihwal beralihnya pemilih yang masih mengambang menjadi pendukung pejawat, Faldo menegaskan, masih banyak pemilih yang belum menentukan dukungan. Karena itu, pihaknya akan terus berusaha terus meningkatkan dukungan untuk Prabowo-Sandiaga. Terlepas dari hasil survei, ia yakin kerja mengawal dukungan itu tidak akan pernah mudah, berapa pun hasil surveinya.
"Kerja keras, kerja keras, kerja tuntas, dan kerja ikhlas, yang paling penting. Apapun hasilnya, warga harus jadi pemenangnya," ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Sebelumnya, berdasarkan survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada Oktober 2018, elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga hanya sebesar 28,6 persen. Angka itu turun jika dibandingkan elektabilitas pada September 2018 yang sebesar 29,2 persen.
Diduga kuat, penurunan elektabilitas merupakan imbas kasus hoaks yang diutarakan Ratna Sarumpaet. Sebaliknya, elektabilitas pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin justru mengalami peningkatan. Per Oktober 2018, Jokowi-Ma'ruf meraih elektabilitas sebesar 57,7 persen, meningkat 4,5 persen dibanding sebulan sebelumnya.
Survei LSI menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden 1.200 orang. Wawancara dilakukan dengan tatap muka responden menggunakan kuesioner. Survei dilengkapi dengan forum group discussion (FGD), analisis media, serta wawancara mendalam. Survei LSI memiliki margin of error lebih kurang 2,8 persen.