Rabu 24 Oct 2018 20:00 WIB

Alasan Warga tidak Imunisasi

Petugas mengalami kesulitan melaksanakan imunisasi vaksin MR karena orang tua menolak

Rep: Maspril Aries/ Red: Agus Yulianto
Petugas kesehatan memberikan vaksin Measles Rubella (Ilustrasi)
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Petugas kesehatan memberikan vaksin Measles Rubella (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah telah memberi jaminan keamanan vaksin measles rubella (MR) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa membolehkan penggunaan vaksin MR dari Serum Institute of India (SII) untuk imunisasi. Namun, hal itu bukan jaminan orang tua mau membawa anaknya untuk diberi imunisasi vaksin MR.

Di Palembang, sampai saat ini, masih banyak orang tua yang enggan membawa anaknya ke puskesmas setempat untuk mendapat imunisasi vaksin MR. Dari target 336 ribu anak, Dinas Kesehatan Kota Palembang baru mencatat masih ada sekitar 180 ribu anak belum mendapat vaksin MR atau sekitar 52 persen.

Mengapa orang tua enggan membawa anaknya untuk diberi imunisasi? Ada banyak alasan yang disampaikan. “Sejak awal vaksin MR kan sudah kontroversial sumber vaksinnya, itu membuat kami sebagai orang tua tidak mengizinkan izin divaksin atau imunisasi,” kata Iwan, warga Plaju, yang anaknya tidak diberi imunisasi vaksin MR, Rabu (24/10).

Menurutnya, sebagai orang tua tidak tega vaksin yang berasal dari virus dilemahkan atau apapun itu diinjeksi ke badan anaknya yang selama ini tidak pernah mengalami sakit seperti yang dipromosikan vaksin MR. “Mudah-mudahan pilihan kami sebagai orang tua tidak memberi imunisasi anak ini pilihan yang benar. Kalaupun salah ini risiko kami sebagai orang tua,” ujarnya.

Sementara Nedi warga Maskarebet, Kecamatan Sukarame mengatakan, anaknya baru mendapat imunisasi vaksin MR pada Selasa (23/10) di Puskesmas Alang-Alang Lebar. Menurutnya, saat antri menunggu imunisasi, banyak orang tua bercerita, kalau mereka enggan membawa anaknya untuk diberi imunisasi vaksin MR bukan karena isu enzim babi seperti yang diributkan. 

“Mereka tidak mau membawa anaknya ke puskesmas untuk imunisasi karena termakan hoaks di medsos yang katanya suntik vaksin dapat menyebabkan anak deman tinggi dan berpotensi timbul kelainan. Mereka juga mengaku menonton video yang beredar tentang anak setelah divaksin pingsan,” katanya.

Dinas Kesehatan Kota Palembang dan juga puskesmas yang ada di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sudah jauh-jauh hari melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat. Namun, tetap saja masih banyak orang tua yang enggan membawa anaknya ke puskesmas untuk diberi imunisasi vaksin MR.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang Letizia, petugas medis mengalami kesulitan melaksanakan imunisasi vaksin MR karena banyak orangtua yang menolak anaknya untuk divaksin. Selama masa program nasional vaksin virus MR, masih ada sekitar 180 ribu anak yang belum divaksin dari total 336 ribu anak.

Dengan waktu yang tersisa sampai akhir Oktober 2018, menurut Letizia, akan terus gencar melakukan sosialisasi terkait dampak dari virus rubella jika anak tak diberikan vaksinasi virus MR sejak dini. “Targetnya bisa 1.000 anak perhari diberikan vaksinasi MR. Kami harap orangtua juga mengerti untuk kebaikan anaknya sendiri," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement