Jumat 26 Oct 2018 11:33 WIB

Direktur CIA Kantongi Informasi Rekaman Pembunuhan Khashoggi

Direktur CIA Gina Haspel telah mendengarkan rekaman audio bukti dari Turki.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Direktur baru CIA Gina Haspel.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Direktur baru CIA Gina Haspel.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Central Inteligence Agency (CIA) Gina Haspel dilaporkan memberi pengarahan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. Haspel diketahui telah melakukan perjalanan rahasia ke Turki pekan ini. 

Dilaporkan laman BBC, detail tentang pengarahan apa yang diberikan Haspel kepada Trump belum diketahui atau dipublikasikan. Laman the Washington Post, yang turut melaporkan tentang pengarahan Haspel ke Trump, juga belum memberikan keterangan terperinci terkait hal tersebut. 

 

Saat melakukan kunjungan rahasia ke Turki pekan ini, Haspel dilaporkan telah mendengarkan rekaman audio yang memperdengarkan proses pembunuhan Khashoggi. Mantan pejabat CIA Bruce Riedel menilai, rekaman audio yang telah didengarkan Haspel dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan tekanan AS terhadap Saudi guna meminta pertanggungjawaban atas kasus Khashoggi. 

 

"Tidak hanya akan ada lebih banyak tekanan dari media sekarang, tapi Kongres (AS) akan mengatakan 'Gina, kami ingin Anda datang berkunjung dan Anda dapat memberi tahu kami persis apa yang Anda dengar'," kata Riedel. 

 

Menurut Riedel, sulit bagi Haspel menolak permintaan Kongres untuk memberikan pengarahan. "Karena, paling tidak komite intelijen dapat memintanya datang secara rahasia. Tapi, meski itu adalah sesi rahasia, itu akan bocor dengan cepat," ujarnya. 

 

AS diketahui telah mencabut visa dari 18 tersangka yang terlibat dalam kasus pembunuhan Khashoggi. Ke-18 tersangka itu telah ditahan otoritas Saudi. 

 

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, sanksi itu tidak akan menjadi sanksi terakhir. "Kami akan terus mengeksplorasi langkah-langkah tambahan untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab," ujarnya. 

 

Khashoggi dinyatakan hilang saat mengunjungi gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Setelah penyelidikan bergulir selama sekitar dua pekan, Khashoggi dikonfirmasi dibunuh di dalam gedung konsulat. 

 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pembunuhan terhadap Khashoggi direncanakan. Ia mengklaim memiliki bukti-bukti yang menunjukkan hal tersebut. 

 

Seorang jaksa penuntut umum di Saudi yang menangani kasus Khashoggi juga telah mengonfirmasi bahwa pembunuhan Khashoggi memang direncanakan. Hal itu dilaporkan setelah jaksa menginterogasi para tersangka dan memverifikasi informasi yang telah dihimpun tim investigasi gabungan Turki dan Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement