Sabtu 27 Oct 2018 04:04 WIB

Sekjen GP Ansor Akui Ada Salah Prosedur

Semestinya mereka lipat benderanya dan dibawa ke kantor polisi.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Didi Purwadi
Ribuan massa mengikuti Aksi Damai Bela Kalimah Tauhid, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (26/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ribuan massa mengikuti Aksi Damai Bela Kalimah Tauhid, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Abdul Rochman, menegaskan bendera yang dibakar oleh oknum Banser beberapa hari lalu memang bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Ia hanya menyayangkan Banser semestinya tidak membakar bendera tersebut karena tidak sesuai prosedur (SOP).

''Secara SOP, (pembakaran bendera) tidak sesuai dengan SOP. Kalau sebenarnya (yang sesuai dengan SOP) mereka lipat dan dibawa ke kantor polisi. Selanjutnya biar polisi yang ngurus,'' kata Rochman di Yogyakarta Marriot Hotel, Sleman, DIY, Jumat (26/10). 

Abdul Rochman mengatakan Banser semestinya melakukan sesuai prosedur ketika mendapati adanya bendera HTI. Pembakaran bendera di Garut pada beberapa waktu lalu memang tidak sesuai SOP. Insiden pembakaran tersebut pun memunculkan berbagai reaksi di masyarakat.

Terkait pro-kontra yang menyatakan bendera tersebut merupakan bendera tauhid, ia tetap berkeras bendera yang dibakar itu merupakan bendera HTI. Model benderanya diyakini sama seperti model bendera yang sering dipakai dalam kegiatan HTI.

''Mereka (HTI) tidak menggunakan model tulisan lain selain tulisan itu," kata Abdul Rochman.

Ia mengatakan lafaz tauhid oleh umat Islam banyak sekali ditempatkan di banyak tempat. Termasuk ISIS yang menggunakan kalimat tauhid untuk benderanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement