Sabtu 27 Oct 2018 17:33 WIB

Gandeng Ulama, Jokowi Resmi Gratiskan Tarif Tol Suramadu

Keputusan pemerintah ini atas usulan dan desakan dari para tokoh agama dan ulama.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Endro Yuwanto
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan pembebaskan tarif tol Jembatan Suramadu di Jawa Timur, Sabtu (27/10).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan pembebaskan tarif tol Jembatan Suramadu di Jawa Timur, Sabtu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi menggratiskan tarif tol Jembatan Suramadu dalam kunjungannya ke Provinsi Jawa Timur, Sabtu (27/10) ini. Jokowi menyatakan, penggratisan tarif tol Jembatan Suramadu ini agar seluruh masyarakat dapat merasakan keadilan.

"Ini adalah keputusan sebagai bentuk dari rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Utamanya bagi rakyat Madura," kata Jokowi saat meresmikan penggratisan tarif tol Jembatan Suramadu.

Menurut Jokowi, keputusan pemerintah ini atas usulan dan desakan dari para tokoh agama dan ulama. Ia berharap, jembatan non-tol ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat serta menarik investasi dan mendorong pertumbuhan pariwisata. "Kami harapkan dengan menjadi jembatan non-tol biasa, pertumbuhan ekonomi Madura akan semakin baik. Investasi akan semakin datang, semakin banyak, properti, dan turisme akan semakin berkembang di kabupaten-kabupaten di sini," ujar dia.

Jokowi mengaku, selama ini negara mendapatkan pemasukan dari tarif tol Jembatan Madura. Kendati demikian, jumlah tersebut dinilainya tak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi di kabupaten-kabupaten di Madura.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, pada 2015 lalu sesuai saran dari tokoh masyarakat setempat, pemerintah juga memutuskan untuk menggratiskan biaya masuk sepeda motor di tol Jembatan Suramadu. Kemudian pada 2016, pemerintah kembali memangkas tarif tol hingga 50 persen sesuai masukan dari para tokoh masyarakat. "Tetapi dari kalkulasi, dari perhitungan-perhitungan, kami lihat bahwa ini belum memberikan dampak ekonomi, pertumbuhan ekonomi kepada Madura," ujarnya.

Pengenaan tarif tol yang belum memberikan dampak ekonomi itu dapat dilihat dari angka ketimpangan kemiskinan di Kabupaten Madura dibandingkan dengan daerah-daerah Jawa Timur lainnya, seperti Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Di Madura, angka kemiskinan masih berkisar 23 persen, sedangkan di daerah Jawa Timur lainnya sudah menyentuh angka 7 persen.

"Oleh sebab itu dengan sekali lagi usulan-usulan dan desakan dari tokoh-tokoh agama, ulama, para kiai, dan juga tokoh masyarakat, dari bupati, pada hari ini saya memutuskan jalan Tol Suramadu akan menjadi jembatan non-tol biasa," jelas Jokowi.

Jembatan Tol Suramadu yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 dan dioperasikan oleh Jasa Marga sejak 2014. Setelah pemerintah membebaskan tarif tol Jembatan Suramadu, maka biaya pemeliharaan jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura ini akan ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan peraturan presiden (perpres) yang mengubah fungsi Jembatan Suramadu dari tol menjadi jalan umum.

Dalam kunjungan ini, Presiden turut didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Staf Khusus Presiden Johan Budi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement