REPUBLIKA.CO.ID, ROPPONGI -- Animator Jepang Masaaki Yuasa yang terkenal melalui kartun Kaiba, Chibi Maruko-chan, dan Crayon Shin-chan, menjelaskan sejumlah perbedaan dalam membuat kartun untuk anak dan orang dewasa. Yuasa menjelaskan animasi anak-anak umumnya bercerita tentang hal-hal sederhana.
Sedangkan untuk kalangan dewasa bisa dibuat lebih panjang dan rumit layaknya novel. "Tergantung targetnya, jika untuk anak-anak maka ceritanya akan menyempit pada kisah-kisah yang sederhana, seperti kita membaca buku anak-anak," kata Masaaki Yuasa yang ditemui Antara di Festival Film Tokyo 2018 (TIFF), Roppongi Hills, Senin (29/10).
Di sisi lain, direktur animasi Lu Over the Wall itu menekankan agar animator tidak perlu menyederhanakan karakter kartun untuk anak-anak karena yang terpenting adalah ceritanya yang mudah dipahami. "Jika karakternya untuk anak, justru kami tidak sederhanakan," kata dia.
Ia menambahkan, animasi untuk anak dibuat menarik layaknya kartun untuk dewasa. Namun, ceritanya dibuat lebih mudah dimengerti dan tidak ada sedikitpun unsur-unsur pornografi atau kekerasan.
Ketika ditanya bagaimana cara membuat kartun yang tidak terlupakan bagi kalangan anak dan dewasa seperti sosok Shin-chan dan Chibi Maruko-Chan, Yuasa menjawab, "Saya tidak tahu, jika tahu saya akan membuatnya terus-terusan."
Kendati demikian, ia belajar memahami bagaimana membuat cerita yang menarik sehingga film atau serial kartun bisa disukai banyak orang, baik dari keunikan karakter kartunnya hingga cerita yang disuguhkan.