REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang Muslimah bernama Ummu Harram binti Milhan. Ia adalah seorang sahabat perempuan yang dikenal pemberani. Ia bercita-cita gugur syahid di jalan Allah SWT. Impian Muslimah pemberani itu pun akhirnya terkabul.
Tanpa mengenal rasa takut, Ummu Haram berkali-kali turun ke medan perang menegakkan panji-panji agama Allah SWT. Terakhir kali, sang mujahidah berjuang dalam sebuah ekspedisi penaklukkan Siprus atau dikenal dengan Perang Qubrus (Siprus) pada 27 H.
Pada saat menyeberangi laut, perahu mereka oleng dan Ummu Haram terlempar ke laut sampai meninggal, ujar Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas al-Hadith al-Nabawi. Menurut dia, makam Ummu Haram terdapat di Siprus dan dikenal dengan nama Makam Wanita Saleh.
Mahmud Mahdi al-Istanbuli dan Musthafa Abu an-Nashr asy-Syalabi dalam kitab Nisaa’ Haular Rasuul, menuturkan, Ummu Haram adalah saudari Ummu Sulaiman, bibi dari Anas bin Malik. Ummu Haram termasuk salah seorang Muslimah yang mulia. Ia masuk Islam, berbaiat kepada Nabi SAW setelah ikut hijrah, ungkap al-Istanbuli dan asy-Syalabi.
Ia juga tercatat sebagai periwayat hadis dan Anas bin Malik meriwayatkan hadis darinya. Selain itu, ada pula sahabat lainnya yang meriwayatkan hadis dari Ummu Haram. Rasulullah SAW menghormati sosok Ummu Haram. Nabi Muhammad SAW sempat mengunjungi dan beristirahat sejenak di rumahnya. Ia dan Ummu Sulaim adalah bibi Rasulullah SAW, baik dari jalur susuan maupun nasab.
Ummu Haram bercita-cita untuk dapat menyertai peperangan bersama para mujahidin menyeberangi laut untuk berdakwah dan membebaskan manusia dari peribadatan kepada sesama hamba menuju peribadatan kepada Allah SWT. Akhirnya, Sang Khalik pun mengabulkan mewujudkan cita-citanya.
Dalam hadis riwayat Ibu Majah, Anas RA berkata, Adalah Rasulullah SAW apabila pergi ke Quba, beliau mampir ke rumah Ummu Haram. Pada suatu hari Rasululllah SAW mampir ke rumah Ummu Haram dan menjamunya. Lalu, Rasulullah menyandarkan kepalanya dan tertidur. Tidak beberapa lama kemudian beliau bangun lalu tertawa. Ummu Haram bertanya, Apa yang membuat Anda tertawa, ya, Rasulullah SAW?
Beliau bersabda, Telah diperlihatkan dalam tidurku ada sekelompok manusia dari umatku, mereka berperang di jalan Allah dan berlayar di lautan dan keadaan mereka sebagaimana raja-raja yang penuh kegembiraan (karena lengkapnya persenjataan dan perbekalan mereka).
Ummu Haram lalu berkata, Wahai Rasulullah SAW, doakanlah agar aku termasuk golongan mereka. Kemudian, Rasulullah SAW pun mendoakan Ummu Haram. Nabi Muhammad pun menyandarkan kepalanya lagi dan melanjutkan tidurnya. Sebentar kemudian beliau terbangun dan tertawa
Ummu Haram bertanya lagi, Wahai Rasulullah apa yang membuat Anda tertawa? Rasulullah bersabda, Diperlihatkan kepadaku sekelompok manusia dari umatku tengah berjuang di jalan Allah laksana raja yang penuh kegembiraan. Ummu Haram kembali berkata, Wahai Rasululllah, doakanlah agar aku termasuk golongan mereka. Rasululllah bersabda, Engkau termasuk golongan para pemula.
Anas bin Malik berkata, Ummu Haram keluar bersama suaminya yang bernama Ubadah bin Shamit. Setelah dinikahi oleh sahabat agung yang bernama Ubadah bin Shamit, Ummu Haram lalu berjihad. Ia bersama suaminya meraih syahid dalam perang Qubrus (Siprus).
Berbeda dengan Dr Syauqi yang menyebutkan Ummu Haram syahid karena terlempar dari perahu yang oleng, al-Istanbuli mengungkapkan, kematian wanita salehah itu terjadi ketika Ummu Haram telah melewati laut, ia naik seekor hewan, kemudian hewan tersebut melemparkan beliau hingga wafat.
Menurut al-Istanbuli, Perang Qubrus terjadi di era kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan. Saat itu, pasukan tentara Muslim di bawah komandan perang Mu'awiyah bin Abi Sufyan menaklukkan Siprus pada tahun 27 Hijriah.