Rabu 31 Oct 2018 14:14 WIB

Ini Kritik Jimly Ihwal Pembakaran Bendera

Jimly menilai pembakaran bendera ciri peradaban belum cerah.

Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie memberikan paparanya saat acara Diskusi Dialektika ICMI di Kantor Pusat ICMI, Jakarta, Rabu (11/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie memberikan paparanya saat acara Diskusi Dialektika ICMI di Kantor Pusat ICMI, Jakarta, Rabu (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengatakan, pembakaran bendera bertuliskan tauhid merupakan ciri tindakan masyarakat tidak beradab.

Jimly membandingkan dengan kondisi paham komunisme di Amerika Serikat.  Di sana organisasi komunis masih ada, namun tidak dipermasalahkan lantaran masyarakat sudah tidak ada lagi yang ingin ikut paham tersebut.

"Ini ciri peradaban yang belum cerah. Di Amerika sampai sekarang partai komunis itu masih ada, cuma nggak laku, siapa lagi yang mau? Itu ideologi usang. (Sama dengan) Khilafah, itu teori abad ke-10, tidak ada lagi yang membeli itu," kata Jimly usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Rabu.

Baca juga, Polisi tak Tahan Pembakar Bendera Tauhid di Garut.