REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua mantan Presiden RI yakni Soeharto dan Abdurahman Wahid atau Gus Dur tidak masuk dalam daftar sebagai calon Pahlawan Nasional oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) di Kementerian Sosial.
Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Ryamizard Ryacudu mengatakan kedua tokoh tersebut sudah berkali-kali diajukan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional.
"Paling banyak pertanyaan itu Gus Dur dan Soeharto, dua nama itu sudah berkali-kali diajukan tapi tahun ini tidak diajukan oleh tim TP2GP," kata Ryamizard setelah diterima Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (1/11).
Ia mempersilakan untuk menanyakan langsung kepada TP2GP terkait alasan mengapa dua mantan Presiden RI itu tidak diajukan. "Nah itu tanya ke tim TP2GP di Kemsos tahun ini tidak diajukan," katanya.
Baca juga, Kemensos Serahkan 16 Nama Calon Pahlawan Nasional.
Ryamizard mengaku telah memberikan banyak pertimbangan kepada Presiden terkait pemberian gelar pahlawan nasional tahun ini. Namun hal itu tak perlu disampaikan secara terbuka.
Ia menambahkan, diskusi penetapan pahlawan nasional dilakukan dengan banyak perdebatan. "Kita ini diskusi ngotot-ngototan. Kalau dari tim dulu 18 orang lalu jadi 6, tadi kita ciutkan 8, kata Presiden kebanyakan," katanya.
Sebagian besar nama itu berasal dari daerah.