REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengimbau massa di luar Jakarta tidak ikut dalam Aksi Bela Tauhid "211" ke Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/11) besok. Hal tersebut mengingat masyarakat Indonesia tengah berkabung, menyusul bencana alam dan kecelakaan pesawat Lion Air JT-610.
''Untuk apa ya (demonstrasi)? Ya kita sedang berkabung. Bencana di Lombok, bencana di Palu, baru saja lagi ada bencana (kecelakaan Lion Air JT-610),'' kata Wakapolri usai mengikuti rapat di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (1/11).
Ari mengatakan imbauan agar warga luar Jakarta tak masuk Ibu Kota untuk aksi "211" sudah disampaikan lewat kapolda dan kapolres serta melalui ormas Islam. Kendati demikian, Polri tetap menyiagakan pengamanan aksi yang rencananya digelar di depan Istana. Ada 14 ribu personel gabungan dari Polri, TNI, Satpol PP dan lainnya menjaga aksi Bela Tauhid.
Ia juga mengimbau peserta aksi bisa tertib dan tidak melanggar aturan yang ada. Sementara, Menko Polhukam Wiranto juga mengimbau masyarakat yang akan kembali menggelar Aksi Bela Tauhid pada Jumat (2/11) tidak melanggar aturan dan tidak mengganggu arus lalu lintas.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga persatuan, kesatuan bangsa, ketertiban, keamanan umum karena kita masih harus melakukan langkah-langkah ke depan membangun bangsa ini," kata Wiranto.
Tokoh agama dalam berbagai acara diskusi, kata Wiranto, juga mengajak masyarakat untuk menyelesaikan persoalan ini dengan cara musyawarah. Dalam berbagai forum, mereka mengajak menyelesaikan masalah itu dengan cara musyawarah, Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, dan semangat Tabayyun (mencari kebenaran) serta menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang adil dan transparan.
Wiranto menilai aksi itu akan menghabiskan energi dan sudah tidak relevan lagi. Hal ini mengingat aparat kepolisian tengah memproses hukum pelaku pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid. ''Namun, aksi demonstrasi adalah hak setiap warga negara,'' katanya.